Bandung, Beritasatu.com – PT Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten Tbk (Bank BJB) menyongsong kebangkitan ekonomi nasional dengan optimisme dan inovasi.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan gerak pemulihan ekonomi dan kehidupan sosial yang terjadi secara gradual merupakan angin segar yang patut disyukuri. Menurutnya, optimisme harus terus dibangun mengiringi sinyal kebangkitan. Bank BJB dengan optimisme dan kapasitas yang dimiliki akan terus mendorong upaya akselerasi kebangkitan ekonomi Indonesia.
“Dengan berkaca pada grafik indikator-indikator ekonomi yang mulai memperlihatkan kinerja positif secara umum, Bank BJB optimistis tantangan akibat pandemi Covid-19 dapat segera teratasi. Ini adalah pertanda baik bagi seluruh pelaku industri, termasuk perbankan. Bank BJB siap bergerak cepat dan tepat demi melanjutkan tren pertumbuhan bisnis sekaligus mengawal kebangkitan ekonomi Indonesia," kata Yuddy dalam Economic Outlook Bank BJB tahun 2021, seperti dikutip dalam keterangannya Kamis (3/12/2020).
Sinyal pemulihan ekonomi jelang penutupan 2020 terlihat lewat sejumlah indikator. Salah satunya kontraksi produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2020 mulai membaik. Penjualan kendaraan bermotor juga meningkat 20% month-on-month. Perbaikan juga tampak dalam indeks penjulan eceran.
Yuddy mengatakan, di tengah pandemi, Bank BJB mampu menorehkan kinerja positif. Hingga kuartal III-2020, total kredit Bank BJB tumbuh 8,7% year-on-year menjadi Rp 88,9 triliun atau di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional dengan tingkat risiko yang terkelola. Selain itu, pertumbugan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 17% y-o-y menjadi Rp 115,5 triliun. Total aset beserta anak perusahaan tumbuh 19,4% y-o-y menjadi Rp 147,6 triliun. Sementara laba bersih Rp 1,2 triliun atau tumbuh 5,9% y-o-y. Rasio NPL berada pada level 1,50% lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional 3,22%.
Meski tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai terlihat, Yuddy mengatakan perbankan tetap harus berhati-hati. Salah satu yang mesti dicermati ialah potensi relapse nasabah yang menerima fasilitas restrukturisasi kredit perbankan.
Lebih jauh, Yuddy mengatakan bahwa situasi pandemi ini telah menjadi salah satu katalis transformasi digital dalam berbagai aspek kehidupan, di mana inovasi berbasis teknologi harus terus dilakukan. Di masa new normal ini, semua harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pola konsumsi dan perilaku masyarakat. "Masyarakat terbiasa dan nyaman dengan berbagai kemudahan teknologi yang berkembang pesat di masa pandemi," ujar Yuddy.
Dalam rangka merespon perubahan pola interaksi dan transaksi yang terjadi, Yuddy menuturkan Bank BJB konsisten menelurkan inovasi khususnya untuk mengoptimalisasi fungsi platform mobile banking milik perseroan. Salah satu bentuk inovasi teranyar yang dihadirkan pengajuan kredit yang lebih inklusif dan aksesibel melalui platform mobile banking.
Platform mobile banking BJB Digi dapat melayani proses pengajuan kredit perbankan. Sebagai tahap awal, BJB Digi menghadirkan halaman loan onboarding pengajuan Kredit Masyarakat Ekonomi Sejahtera (Mesra) yang merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Penyediaan fasilitas loan onboarding ini akan terus diperbaharui melalui duplikasi sistem untuk mengakomodasi pengajuan kredit pada segmen lainnya. Dengan skema ini, proses pengajuan kredit dapat dilakukan lebih praktis tanpa harus bertatap muka. "Ke depan, kami akan terus menciptakan beragam inovasi khususnya di sektor digitalisasi perbankan," kata dia.
Sumber: BeritaSatu.com