Jakarta, Beritasatu.com - Salah satu sektor industri yang cukup bertahan dalam kondisi ekonomi yang merosot adalah properti. Terbukti, sejak Maret hingga kini sektor properti masih kuat menghadapai krisis ekonomi yang terjadi akibat dari pandemi.
Hal ini ditandai dengan tetap dirilisnya produk properti tipe rumah dan unit apartemen dari beberapa pengembang. Penjualan tetap terjadi, walaupun mungkin masih ada beberapa yang mengalami penurunan. Ini dapat menjadi indikasi positif bahwa prospek bisnis sektor properti di tahun-tahun mendatang diharapkan akan terus membaik.
Tak dipungkiri, pemerintah dengan sekuat tenaga menjaga ritme ekonomi agar tak terperosok jauh ke dalam. Pemerintah memberikan sejumlah insentif dan stimulus melalui keringanan suku bunga dan pajak. Peran dorongan pemerintah dan optimisme pelaku industri properti menjadi salah satu kunci bagi kembalinya sektor properti ke track sebelumnya.
Diyakini, jika pandemi telah usai dan daya beli masyarakat kembali membaik, sektor properti diprediksi akan tumbuh pesat. Hasil riset Indonesia Property Market Index (RIPMI) menunjukkan, secara kuartalan RIPMI-Harga pada kuartal ketiga 2020 mengalami peningkatan sebesar 0,5 persen dari kuartal sebelumnya (quarter-on-quarter).
Kenaikan secara kuartalan ini menjadi sinyal positif bahwa pasar properti nasional mulai kembali ke jalur yang benar. Meskipun secara tahunan indeks harga mengalami penurunan di kuartal ketiga 2020. Berada pada angka 111,2 RIPMI-H turun sebesar 0,6 persen secara tahunan (year-on-year).
General Manager Marketing Ciputra Group, Andreas Raditya menegaskan, pemerintah melalui sisi moneter (Bank Indonesia) kembali menurunkan suku bunga Bank Indonesia. "Pada tengah November lalu suku Bunga menjadi 3,75 persen. Hal ini sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Raditya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/12/2020).
Karena itu, jelang memasuki tahun 2021, Raditya meyakini industri properti akan bergerak seperti sebelum pandemi. Menurutnya produk-produk yang memiliki lokasi strategis dan memiliki konekvitas dengan infrastruktur dan moda transportasi lebih diminati konsumen. "Dekat dengan jalan tol, dekat dengan moda transportasi seperti LRT, MRT, Transjakarta dan lainnya akan memudahkan beraktivitas," tegasnya.
Selain itu, kondisi pasar yang masih hati-hati dalam mengeluarkan dananya akan membuat konsumen selektif mengeluarkan uangnya. Namun tuntutan untuk memiliki tempat tinggal tetap tinggi, apalagi untuk segmen milenial.
"Perilaku pasar ini pun disadari oleh developer dengan meluncurkan proyek apartemen dengan harga terjangkau di Rp300 jutaan di Jakarta, sehingga konsumen pun akan dimanjakan dengan tawaran harga dan promosi pembayaran yang memudahkan. Kami optimis di 2021 proyek seperti ini menjadi investasi primadona,” tegasnya.
Menurut Raditya, segmen milenial ini selalu memiliki literatur dalam memilih huniannya, dengan memanfaatkan platform digital untuk mengetahui produk yang akan dibelinya.
"Pengalaman kami, melalui proyek apartemen Citra Landmark, kebanyakan milenial yang melakukan pembelian mengetahui produk kami melalui platform digital, seperti sosial media, website produk dan lainnya," jelasnya.
Citra Landmark, tambah Raditya, merupakan produk apartemen teranyar Ciputra Group yang berlokasi di Jakarta Timur. Diakuinya, proyek apartemen ini dipasarkan dengan harga yang affordable. "Untuk harga unit, ditawarkan dengan harga mulai dari Rp300 jutaan per unit," pungkas Raditya.
Sumber: BeritaSatu.com