Jakarta, Beritasatu.com – Kementerian Perdagangan (Kemdag) pada 2021 ini telah menetapkan sejumlah sasaran strategis. Di sektor perdagangan luar negeri, neraca perdagangan luar negeri ditargetkan bisa surplus hingga US$ 1 miliar, dan ekspor riil barang dan jasa bisa tumbuh 4,2 persen.
Selain itu, Kemdag juga menargetkan ekspor non migas bisa tumbuh di angka 6,3 persen, rasio ekspor jasa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 2,8 persen, dan di tahun 2021 ini Kemdag bisa menyepakati 25 perjanjian Internasional, baik itu Preferential Trade Agreement (PTA), Free Trade Agreement (FTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Untuk mencapai target tersebut, Kemdag juga telah menyusun sejumlah strategi. Pertama, memperluas pasar ekspor ke pasar non tradisional. Kemdag akan mencari dan memanfaatkan peluang di negara-negara non tradisional sebagai alternatif pasar ekspor.
"Kita akan memastikan bahwa pasar-pasar tradisional kita akan terus kita buka, tetapi pasar-pasar baru terutama di Afrika dan Amerika Selatan menjadi calon pasar non tradisional yang mesti kita dobrak,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Senin (11/1/2021).
Kedua, Penyelesaian Perjanjian Perdagangan. Kemdag menargetkan akan segera menyelesaikan 25 perjanjian perdagangan internasional. Kemdag juga melakukan perundingan perdagangan internasional, salah satunya dengan negara non tradisional. Ketiga, promosi dagang di dalam dan luar negeri, seperti keikutsertaan pada Expo 2020 Dubai dan Trade Expo Indonesia 2021 di Indonesia.
Strategi keempat terkait penguatan misi dagang, antara lain meliputi forum bisnis, business matching, dan dialog bisnis. Pemanfaatan teknologi digital juga akan menjadi solusi dalam kondisi pandemi Covid-19 dengan masih terbatasnya mobilitas antarnegara.
Kelima, memastikan arus barang masuk terutama bahan baku dan penolong, karena barang-barang tersebut yang nantinya akan diproses menjadi barang ekspor. Keenam, memberikan kepastian hukum dan proses bagi para eksportir dan importir dalam pengurusan perizinan yang dilakukan.
Sebagai Menteri Perdagangan yang baru, Muhammad Lutfi juga mendapatkan tiga amanat dari Presiden Joko Widodo. Pertama, menjaga stabilitas harga, terutama inflasi serta meningkatkan daya beli masyarakat.
Kedua, membantu pelaku UMKM untuk dapat masuk ke dalam pasar ekspor, termasuk memperbaiki struktur kerja dengan Balai Latihan Ekspor; Ketiga, meningkatkan ekspor melalui perjanjian kerja sama perdagangan internasional, salah satunya dengan negara-negara tujuan ekspor non tradisional.
"Untuk mewujudkan arahan Bapak Presiden, Saya akan mendorong iklim usaha yang kondusif dan membantu para pelaku usaha untuk dapat terus bekerja, terutama di tengah kondisi pandemi ini sehingga perekonomian nasional dapat terus bergerak," kata Muhammad Lutfi.
Sumber: BeritaSatu.com