New York, Beritasatu.com - Bursa AS Wall Street jatuh pada perdagangan Jumat (15/1/2021) menutup minggu yang sulit meski Presiden terpilih Joe Biden meluncurkan stimulus US$ 1,9 triliun bersama pendapatan beberapa bank terbesar AS.
Dow Jones Industrial Average ditutup 177,26 poin lebih rendah, atau 0,6%, pada 30.814,26. S&P 500 merosot 0,7% menjadi 3.768,25, dan Nasdaq Composite turun 0,9% di 12.998,50.
Dow Inc. dan Chevron keduanya anjlok lebih 3% memimpin penurunan rata-rata 30 saham unggulan. Energi turun 4%, membukukan penurunan satu hari terburuk sejak akhir November, menekan S&P 500.
Dow dan Nasdaq membukukan penurunan mingguan masing-masing 0,9% dan 1,5%, menghentikan kenaikan beruntun empat minggu. S&P 500 juga kehilangan 1,5% secara mingguan.
Proposal Biden, yang disebut Rencana Penyelamatan Amerika, mencakup meningkatkan pembayaran pengangguran federal menjadi US$ 400 per minggu dan memperpanjangnya hingga September, pembayaran langsung ke orang Amerika sebesar US$ 1.400, dan memperpanjang moratorium federal mengenai penggusuran dan penyitaan hingga September. Rencana tersebut juga meminta bantuan US$ 350 miliar kepada pemerintah negara bagian dan lokal, US$ 70 miliar untuk program pengujian dan vaksinasi Covid-19, dan menaikkan upah minimum federal menjadi US$ 15 per jam.
“Ada penderitaan nyata yang membebani ekonomi riil, di mana orang mengandalkan gaji, bukan investasi, untuk membayar tagihan dan makanan serta kebutuhan anak-anak mereka,” kata Biden dalam pidatonya di Delaware Kamis malam (14/1/2021).
Pendiri The Sevens Report Tom Essaye, mengatakan proposal itu dipenuhi oleh reaksi sell on news karena pasar sudah memperhitungkan sebagian besar dari stimulus. "Rencana stimulus ke depan, kebijakan Fed yang mudah, dan vaksin sudah terkenal, dan sehingga katalisator itu tidak memiliki pengaruh positif pada saham yang mereka miliki selama beberapa bulan terakhir," tambahnya.
Masih belum jelas apakah proposal Biden akan disambut di Kongres yang terpecah. Meskipun Demokrat menguasai kedua majelis, mereka perlu mempengaruhi anggota moderat partai mereka sendiri, seperti Senator Virginia Barat, Joe Manchin, dan beberapa Republikan untuk meningkatkan pengeluaran. Demokrat awalnya mendorong paket multi-triliun tahun lalu sebelum menyetujui tagihan US$ 900 miliar pada bulan Desember.
Pada Jumat, investor mendapat pandangan baru di bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Citigroup dan Wells Fargo. JPMorgan melaporkan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan, tetapi saham turun 1%. Wells Fargo dan Citigroup masing-masing turun 7,8% dan 6,9%, bahkan setelah membukukan pendapatan yang mengalahkan ekspektasi analis.
Sumber: CNBC