Jakarta, Beritasatu.com – Untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di masa pemulihan ekonomi, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menilai perlunya ada pendampingan kepada UMKM agar melek pasar digital.
Meskipun saat ini sudah diberikan bantuan tunai atau bantuan produktif untuk pelaku usaha mikro, Bhima menilai hal itu belumlah cukup untuk menjawab tantangan perubahan perilaku konsumen di masa pandemi Covid-19.
“Kami mendukung penuh adanya bantuan tunai kepada usaha mikro, tetapi itu tidak cukup. Karena yang sekarang bisa menolong, mungkin sampai akhir 2021 adalah bagaimana UMKM bisa didampingi, teknisnya untuk bisa bersaing atau berkompetisi untuk berjualan di sosial media atau platform digital,” kata Bhima Yudhistira dalam webinar “Kebangkitan UMKM untuk Mendorong Perekonomian Nasional”, Senin (18/1/2021).
BACA JUGA
Webinar ini merupakan kerja sama antara Majalah Investor dengan Kementerian BUMN RI, Kementerian Koperasi dan UKM RI, dan didukung oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT PLN (Persero), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Askrindo (Persero), PT Jamkrindo (Persero), PT PP (Persero) Tbk, dan PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.
Bhima menambahkan, bila dalam proses pendampingan tersebut kapasitas Kementerian Koperasi dan UKM terbatas, sinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangatlah diperlukan. Perbankan tidak sekedar menyalurkan pinjaman atau Kredit Usaha Rakyat (KUR), tetapi juga menggerakkan sumber daya manusia (SDM) yang ada untuk pendampingan UMKM.
“BUMN juga perlu lebih berperan sebagai agregator, menyerap produk UMKM untuk dipasarkan di pasar global. Selain itu, pemberian KUR juga perlu dipertajam pada UMKM yang inovatif dan produktif,” paparnya.
Bhima juga menilai perlunya ada perbaikan akses internet, khususnya di daerah tertinggal. Sebab banyak pelaku UMKM di daerah tersebut yang juga ingin masuk ke dalam platform digital, namun masih terbatas pada akses internet. Subsidi internet juga penting. Bhima memberi contoh pemerintah Malaysia yang memberikan subsidi internet minimum 1GB per hari per unit UMKM.
“Selain akses dan subsidi internet, UMKM yang tergabung ke marketplace juga perlu mendapatkan subsidi ongkos kirim. Jadi ini bentuk insentif yang sifatnya spesifik,” ujar Bhima.
Sumber: BeritaSatu.com