Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meyakini industri keuangan syariah akan tetap bagus di tahun 2021 ini. Bahkan, industri syariah berpotensi tumbuh dengan skala yang besar. Meski demikian, untuk mewujudkannya, ada lima tantangan utama yang harus segera dibenahi.
Pertama soal pangsa pasar yang relatif masih rendah. Oleh karena itu, Wimboh mengatakan perlu strategi khusus untuk membuat pangsa pasar keuangan syariah menjadi lebih besar, setidaknya mencapai 20%. Salah satunya yakni fokus terhadap ritel dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kami yakin untuk tetap fokus di ritel dan UMKM, karena masyarakat kita membutuhkan itu. Dengan adanya ritel dan UMKM, otomatis akan membutuhkan off taker yang berbasis ekonomi dan syariah,” ujarnya pada webinar Syariah Economic Outlook: Ekonomi Syariah Indonesia 2021 dengan tema “Mewujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah sebagai Energi Baru dalam Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional”, Selasa (19/1/2021).
Namun, kata Wimboh, hal tersebut perlu didukung ekosistem yang lengkap termasuk industri halalnya. Selain meningkatkan pangsa pasar, ada beberapa tantangan yang harus diatasi untuk pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Yakni, literasi keuangan syariah masih rendah di mana masih 0,93% untuk indeks literasi dan 9,1% untuk inklusi syariah. Sedangkan, secara nasional, indeks literasinya sudah 38,03% dan inklusi keuangan 76,19%.
Lalu tantangan lainnya adalah diferensiasi model bisnis atau produk syariah masih terbatas, adopsi teknologi belum memadai, dan pemenuhan SDM belum optimal. Untuk itu, Wimboh menyatakan, OJK telah meluncurkan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 untuk meningkatkan ketahanan, dan daya saing sektor jasa keuangan, pengembangan ekosistemnya hingga akselerasi transformasi digital.
Dia pun menyebutkan Indonesia mempunyai potensi untuk membesarkan, mengembangkan, dan menjadi global-hub ekonomi syariah. Salah satu indikatornya, Indonesia telah menduduki peringkat pertama untuk pasar keuangan syariah global adalah pada tahun lalu mendapat skor 81,93 dalam Global Islamic Financial Report (GIFR). Indonesia juga menjadi destinasi wisata halal terbaik berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) pada 2019 dengan mengungguli 130 destinasi wisata halal di seluruh dunia.
Kemudian Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia yaitu mencapai 229 juta orang atau sekitar 87% dari total penduduk Indonesia dengan jumlah santri sebanyak 3,96 juta orang dan 25.938 pesantren. Sementara itu, total aset sektor perbankan syariah telah mencapai Rp 545,39 triliun yang terdiri dari 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 162 bank pembiayaan rakyat syariah.
“Ini semua indikator yang akan membuat Islamic economy maupun ekosistem syariah akan jadi kelas dunia. Bisa mengalahkan negara lain ini cita-cita yang harus kita pegang teguh,” tegas Wimboh.
Meski begitu, Wimboh menilai, dari sisi daya saing dengan industri yang sama di tingkat global, Indonesia belum memiliki kekuatan. Hal itu nampak dari proporsi total aset keuangan syariah yang hanya 9,9%. Di sisi lain, Wimboh mengingatkan saingan industri keuangan syariah nasional bukan lagi domestik, bukan hanya konvensional, tapi produk syariah dari global.
“Kalau tidak kompetitif, begitu mau keluar kandang, melipir dulu, karena tahu-tahunya harganya di region lebih murah. Dengan itu kalau kita kaji ada yang siap tidak, coba kita lihat. Kami tidak yakin ada, berarti harus ada satu kebijakan yang luar biasa,” kata dia.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com