Jakarta, Beritasatu.com - Kolaborasi antara investor besar dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu implementasi investasi berkualitas. Hal ini juga merupakan arahan khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang disampaikan di berbagai kesempatan. Melalui program kemitraan tersebut, diharapkan UMKM dapat “naik kelas” dan meningkatkan kualitas UMKM menjadi lebih kompetitif.
Dari 196 UMKM yang ikut dalam program kemitraan, mayoritas didominasi sektor jasa (41%). Kemudian sektor lainnya yaitu penyedia makanan dan minuman (27%), logistik (14%), penyedia alat tulis kantor (ATK) dan seragam (9%), bahan baku bangunan (6%), distribusi (2%), dan inventaris kantor (1%). Sementara dari sebarannya, lokasi wilayah UMKM hampir berimbang, yaitu 57,1% berlokasi di pulau Jawa dan 42,9% berlokasi di luar pulau Jawa.
“Ini langkah awal. Semoga program itu bisa kita jalankan secara konsisten dan terus ada peningkatan. Tidak lain agar pemerataan pertumbuhan ekonomi jadi semakin baik. Ini penting untuk kita kembangkan dalam wujud keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan dalam rangka mencapai kesejahteraan bangsa dan negara,” ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam siaran pers, Rabu (20/1/2021) malam.
Bahlil menyampaikan bahwa program kemitraan merupakan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK) Pasal 90 yang menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib memfasilitasi kemitraan usaha menengah dan usaha besar (UB) dengan usaha mikro dan kecil serta koperasi, dalam rantai pasok yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usaha.
Salah satu peserta program kemitraan yaitu UD Anggun Tani asal Buleleng, Bali di masa pandemi kegiatan usahanya menurun karena berkurangnya operasional pasar, akibat menurunnya sektor pariwisata di Bali. “Di masa pandemi, hasil sayuran kami berlimpah karena tidak ada pasar, sehingga kami tidak bisa jual. Dengan adanya program kemitraan dari BKPM, saya bisa membuat produk lebih tinggi nilainya sehingga kita terbantu,” jelas pengelola UD Anggun Tani Ketut Sudiarta.
Sementara salah satu perwakilan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yaitu PT Pan Brothers Tbk menggandeng 13 UMKM untuk mendukung usahanya. Mulai pengadaan tenaga kerja, pemasok barang material, pemasok makanan hingga pemasok bahan baku. “Kami berharap program ini benar-benar nyata dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia, terutama percepatan ekonomi,” ujar Vice CEO PT Pan Brothers, Anne Patricia.
Kerja sama kemitraan antara PMA/PMDN dengan UMKM telah ditandatangani dan dihadiri secara daring oleh Presiden Joko Widodo Senin (18/1/2021). Dalam program ini, BKPM telah berhasil mewujudkan kolaborasi kemitraan antara 56 usaha besar yang terdiri dari 29 penanaman modal asing (PMA) dan 27 PMDN dengan 196 UMKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Potensi nilai kerja sama kemitraan tersebut mencapai Rp 1,5 triliun.
Sumber: BeritaSatu.com