Jakarta, Beritasatu.com - Sinyal kebangkitan indutri properti yang ditandai dengan peningkatan penjualan pada triwulan IV 2020, mendorong PT Metropolitan Land Tbk (Metland) meluncurkan klaster terbarunya di Metland Puri, pada Maret 2021.
Direktur Metland, Wahyu Sulistio, mengatakan perseroan akan meluncurkan perumahan dengan rentang harga Rp 900 jutaan hingga Rp 1,2 miliar. Namun, unit yang dirilis terbatas hanya 56 unit karena ketersediaan lahan perseroan di barat Jakarta tersebut.
“Metland Puri minatnya lumayan bagus, bahkan melebihi. Kalau ada yang pembatalan, idle-nya tidak lama. Jadi, residensial bagi Metland masih potensial, untuk di-range plus minus Rp 1 miliar,” katanya dalam media visit antara Metland dengan Berita Satu Media Holdings (BSMH), Kamis (21/1/2021).
Menurut dia, sejak dihantam badai pandemi Covid-19, penjualan properti di triwulan I, II, dan III 2020 anjlok. Namun mulai triwulan IV 2020 mulai terlihat sinyal kebangkitan, seiring dengan penemuan vaksin Covid-19 dan pemulihan ekonomi dunia.
Terkait dengan itu, perseroan memproyeksikan geliat industri properti di Tanah Air akan bangkit pada 2021, tepatnya di semester II 2021. Optimisme tersebut tampak dari beberapa pengembang properti yang di tahun ini sudah mengeluarkan proyek-proyek barunya, hingga melanjutkan kembali proyek yang sempat tertunda.
"Kami optimistis setidaknya dapat mengamankan pendapatan pra penjualan (marketing sales) sebesar Rp 1,6 triliun pada penghujung tahun 2021 atau sama seperti pencapaian akhir tahun lalu," ujar Wahyu.
Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, perseroan yang terccatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten MTLA itu, berencana akan menggelar pameran properti bertajuk Metland Virtual Expo 2021.
Di sisi lain, untuk informasi Metland menganggarkan belanja modal (capex) sekitar Rp 550 miliar pada 2021. Sebagian besar dari capex akan digunakan untuk mengakuisisi lahan.
“Untuk 2021, ada opportunity untuk investasi di beberapa lokasi untuk kita jajaki. Timing pas karena harga terdiskon. Kalau properti kan barang modalnya tanah. Kita akan masuk di beberapa lokasi baru,” tutur Wahyu.
Dia menjelaskan, sekitar Rp 205 miliar dari dana capex akan digunakan untuk akuisisi lahan pembulatan proyek-proyek yang digarap.
Sementara sekitar Rp190 miliar akan digunakan untuk keperluan infrastruktur dan sisanya digelontorkan untuk penyelesaian proyek investasi, diantaranya Hotel Horison Kertajati dan Hotel Royal Venya Ubud.
Wahyu mengungkapkan, untuk Hotel Horison Kertajati yang sempat tertunda, perseroan jelas Wahyu akan melanjutkan kembali pembangunannya. Diharapkan, pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, sudah bisa beroperasional dengan 100 kamar.
“Sudah diputuskan, Bandara Kertajati kita lanjutkan, kemarin kita stop karena bandara ditutup. Tapi, nanti akan mulai aktif lagi jalan tol dan bandaranya. Jadi, kita harus siap-siap. Yang buat kita optimis juga, ini akan jadi embarkasi haji dan umroh, apalagi paling besar penduduk di Jawa Barat. Jadi, kami yakin akan bagus,” kata Wahyu.
Di Bandara Kertajati, Metland berdasarkan informasi, selain membangun hotel bintang empat juga akan menyediakan area komersial, perumahan tapak, ruko, dan fasilitas pelengkap yang menunjang kebutuhan penghuninya. Saat ini, Metland telah memiliki 593 kamar untuk unit grup hotelnya.
Sumber: Suara Pembaruan