Jakarta, Beritasatu.com - Pengamat ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai bahwa sistem meritokrasi di tubuh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI berjalan baik, karena memberikan kesempatan bagi kalangan internal untuk menempati posisi direksi.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pada Kamis (21/1/2021), sebanyak empat direksi berasal dari kalangan internal. Mereka adalah Amam Sukriyanto sebagai Direktur Bisnis Kecil dan Menengah, Agus Winardono (Direktur Human Capital), Viviana Dyah Ayu Retno (Direktur Keuangan), dan Arga Mahanana Nugraha (Direktur Jaringan dan Layanan).
“Sistem meritokrasinya bagus. Di BUMN, ada yang banyak berhasil seperti PT Wijaya Karya Tbk. Di PT Bank Mandiri Tbk juga, tapi belum meritokrasi. Meritokrasi di BRI bukan dari segi usia atau personality punya korelasi dengan pihak lain. Tapi, seseorang diberi kesempatan memimpin berdasarkan kemampuan, prestasi, dan bukan senioritas,” kata Enny di Jakarta, pada Jumat (22/1/2021).
Ia mengatakan, selain melakukan sistem meritokrasi, direksi BRI juga terdapat kaum milenial dan perempuan. Disebutkan, kelompok ini memiliki semangat dan kinerja milenial, karena memiliki kreativitas, terobosan, dan semangat baru. “Sebenarnya bukan soal milenial atau kaum perempuan. Tapi kalau di badan usaha, yang harus dikedepankan adalah profesionalisme. Badan usaha tidak seperti politik,” kata Enny.
Lebih lanjut dikatakan, RUPSLB BRI seharusnya hanya menggantikan satu posisi. Namun, kata dia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan rolling besar-besaran di tubuh BRI. “Kebijakan Pak Erick bagus. BUMN sektor keuangan punya peran sangat penting. Dan, yang dikedepankan adalah profesionalitas, kinerja, dan tidak terlepas dari arah pengembangan BRI ke depan,” kata Enny.
Sumber: BeritaSatu.com