Jambi, Beritasatu.com - PT Teruna Inspirasi Indonesia, perusahaan pemilik kedai kopi Noka Coffee, meresmikan outlet kelima di Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi, Rabu (27/1/2021). Noka juga mengumumkan dimulainya kerja sama penggunaan teknologi blockchain untuk suplai biji kopi dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Emurgo.
CEO Noka Coffee, Panji Abdiandra mengatakan dengan teknologi blockchain, memungkinkan konsumen Noka Coffee mengetahui perjalanan biji kopi yang mereka konsumsi from farm to cup, dari petani, kolektor, roaster, hingga diproses oleh barista di kedai. Caranya mudah, customer hanya memindai QR Code yang tertera di cup atau kemasan produk.
“Kata kuncinya adalah apresiasi. Jika kita puas dengan suatu produk kopi, biasanya kita hanya akan memuji barista. Padahal yang menentukan 60% rasa kopi adalah proses di ladang dan 30% proses roasting. Dengan blockchain, pemberdayaan petani dan setiap individu yang terlibat di hulu tidak lagi sebatas slogan, tapi dapat turut diketahui customer. Semua proses transparan dan traceable,” ujar dia dalam media gathering yang digelar secara daring, Rabu (27/1/2021).
Dia mengatakan, salah satu produk andalan Noka adalah Mbak Erna Signature, yang dihasilkan biji kopi hasil budidaya salah seorang agripreneur Kerinci, Mbak Erna, di ketinggian 1.630 mdpl. Didukung pengelolaan kopi secara organik memastikan kompleksitas rasa biji kopi Sigararutang dan Andung Sari milik Mbak Erna mendapat nilai 8,5 dari Association of Indonesian Coffee Exporters and Industries (AICE).
Selain customer experience, di hulu blockchain mendorong petani lebih bertanggung jawab dalam menjaga kualitas biji kopi. Hal ini diakui Suryono Bagas Tani, Founder Koperasi Petani Alam Korintji (ALKO), sebagai prosesor biji kopi Specialty Arabica Kerinci dari petani untuk Noka Coffee. “Dengan 600 lebih petani yang kami bina, jika ada buyer tidak puas dengan kualitas produk, sekarang kami dapat mencari akar masalah dan lakukan pembenahan. Blockchain sangat membantu dalam menjaga meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas biji kopi,” ujar Suryono.
Dalam era teknologi seperti saat ini, terlebih saat pandemi dimana ruang gerak publik semakin terbatas, transparansi supply chain produk pertanian menjadi sebuah keunggulan tersendiri. Meski sudah banyak diadopsi di pasar kopi dunia, hal ini terbilang baru di Indonesia.
CEO Emurgo, Shunsuke Murasaki berharap pemangku kepentingan agribisnis Indonesia semakin banyak mengaplikasikan teknologi blockchain untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar global. “Kami tertarik untuk melakukan pilot project dengan Noka Coffee, karena memiliki mengangkat cerita perjuangan petani kopi. Meski pengaplikasian EMURGO Traceability Solution membutuhkan edukasi khususnya bagi petani kecil yang minim akses teknologi, namun kami percaya manfaatnya akan sustain,” tutup Murasaki.
Sumber: BeritaSatu.com