Jakarta, Beritasatu.com - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso mengungkapkan, untuk mendongkrak pertumbuhan kredit perbankan yang juga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, yang paling signifikan pengaruhnya adalah konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat.
Karenanya, strategic response yang dilakukan BRI adalah mendorong efektivitas dan efisiensi penyaluran berbagai stimulus pemerintah, terutama untuk mendorong konsumsi atau daya beli masyarakat. Melalui cara ini, harapannya kegiatan bisnis bisa kembali tumbuh.
“Sepanjang 2020 terkait Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat Covid-19, BRI secara aktif telah menyalurkan berbagai stimulus pemerintah, antara lain penempatan dana pemerintah Rp 15 triliun di BRI. Dana ini telah kami salurkan menjadi kredit sebesar tiga kali lipat menjadi Rp 45 triliun kepada 1,2 juta nasabah UMKM dalam waktu kurang dari tiga bulan,” kata Sunarso di acara BRI Group Economics Forum 2021 yang digelar secara virtual, Kamis (28/1/2021).
Stimulus lainnya dalam bentuk government spending, antara lain melalui subsidi bunga UMKM dengan nominal Rp 5,5 triliun kepada 6,6 juta nasabah, menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) super mikro sebesar Rp 8,6 triliun, menyalurkan subsidi gaji Rp 6,5 triiun kepada 5,4 juta penerima, hingga menyalurkan Bantuan Sosial Produktif untuk usaha mikro Rp 18,6 triliun kepada 7,7 juta penerima. Untuk menyelamatkan UMKM yang terdampak pandemi Covid-19, BRI juga melakukan kebijakan restrukturisasi kredit.
“Untuk program penjaminan dari pemerintah, di mana bank didorong untuk tetap menyalurkan kredit dan diberikan jaminan oleh lembaga penjaminan, sampai 31 Desember 2020 kita sudah menyalurkan kredit dengan penjaminan kepada UMKM sebesar Rp 8,7 triliun,” papar Sunarso.
Dalam kesempatan ini, Suranso juga menyinggung bergabungnya BRI Danareksa Sekuritas dan Danareksa Investment Management dalam BRI Group. Menurut Sunarso, langkah ini akan semakin memperkuat posisi BRI sebagai integrated financial solution.
Sumber: BeritaSatu.com