Jakarta, Beritasatu.com - PT Investree Radhika Jaya (Investree) telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 2 triliun sepanjang tahun 2020. Sedangkan sejak berdiri Oktober 2015, perseroan mencatatkan akumulasi pembiayaan hampir Rp 6 triliun.
Chief Information Officer Investree Dickie Widjaja menyampaikan bahwa tahun 2020 menjadi saat yang unik dan menantang selama perseroan berdiri lima tahun lalu. Namun perseroan masih mampu mencatatkan pertumbuhan positif. "Investree sejak berdiri sudah menyalurkan hampir Rp 6 triliun, tahun lalu kita salurkan lebih Rp 2 triliun. Loncatan memang tidak sepesat industri, tapi pembiayaan cukup signifikan di tahun lalu," kata Dickie pada acara Zooming with Primus bertajuk Peran Fintech Dorong Ultra Mikro, dikutip Investor Daily Kamis (28/1/2021).
Dia menerangkan, pertumbuhan pembiayaan turut didukung hampir 50% penerima pinjaman (borrower) baru yang merupakan segmen ultra mikro dan mikro. Namun pertumbuhan dicatatkan lebih lambat jika dibandingkan dengan target yang telah dicanangkan di awal 2020.
Di sisi lain, kata Dickie, tumbuh kembang Investree ditopang kontribusi sejumlah bank yang berperan menjadi pemberi pinjaman institusi (institution lender). Bank yang dimaksud yakni BRI, Bank Mandiri, dan Bank Danamon. Hal tersebut membuktikan bahwa bank dan fintech lending bukan berkompetisi, melainkan berkolaborasi.
Menurut dia, perbankan dan fintech lending memiliki tujuan sama yakni berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya segmen usaha ultra mikro dan mikro. Dalam hal ini, bank menggelontorkan dana masyarakat sebagai lender. Sedangkan fintech lending menghubungkan dengan borrower melalui serangkaian credit scoring.
Dickie berharap, kolaborasi yang dijalin bisa mendorong segmen ultra mikro dan mikro untuk naik kelas. Selain menyalurkan pembiayaan, Investree turut memberikan edukasi keuangan dan bisnis, serta pendampingan. Upaya-upaya tersebut dipercaya bisa menimbulkan multiplier effect terhadap bisnis segmen usaha ultra mikro dan mikro.
Sumber: BeritaSatu.com