Denpasar, Beritasatu.com - Sejak pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) jilid I hingga separuh jilid II saat ini, pembangunan infrastruktur terutama jalan dan jalan tol secara masif dilakukan di seluruh Indonesia.
Tak jauh beda dengan Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua, pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) terus membangun infrastruktur di Pulau Bali.
Konekvitas ini dikembangkan melalui pembangunan jalan nasional dan jalan tol. Salah satunya, rencana pembangunan jalan tol Denpasar-Gilimanuk.
Tujuan utama pembangunan jalan tol yang akan menjadi ruas kedua di Bali setelah tol Bali Mandara tersebut adalah untuk pengembangan wilayah di Bali bagian Barat, utamanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Pembangunan ruas tol kedua di Bali ini sangat diperlukan untuk meningkatkan logistik dan juga sebagai jalur jalan wisata. Pembangunan ruas tol Gilimanuk-Mengwi yang mencapai 95 kilometer dalam tahap pertama akan menghubungkan kawasan Pekutatan-Soka dengan panjang jalan mencapai 20 kilometer.
Selanjutnya, pembangunan tahap kedua dengan ruas jalan tol menghubungkan Soka-Mengwi. Lalu, tahap ketiga dari Gilimanuk-Pekutatan. Rencananya, pembangunan akan di awali dari tahap pertama pada tengah tahun 2021 ini.
General Manager Marketing Ciputra Group, Andreas Raditya, mengatakan, ruas tol yang dari Gilimanuk ini akan memberikan efek luar biasa pada proyek Ciputra Beach Resort, Tabanan. Sebelumnya, untuk menuju ke proyek ini dari pelabuhan Gilimanuk membutuhkan waktu 2,5 jam.
"Nah, dengan adanya jalan tol hanya 1,5 jam saja, lebih cepat, lebih efektif. Nantinya, dari Denpasar ke Tabanan hanya membutuhkan waktu 20 menit jika proyek tol ini beroperasi. Dampak lain adalah meningkatkan harga properti atau nilai investasi sekitar 20% hingga 30% di kawasan-kawasan yang dilalui tol tersebut, khususnya Tabanan," kata Andreas, Sabtu (27/2/2021).
Sehingga, lanjut Andreas, masyarakat yang datang ke Bali melalui jalur darat via Surabaya dan udara melalui Denpasar, akan sangat diuntungkan. "Pasalnya, jalan tol ini memberikan efektivitas yang luar biasa, menuju simpul-simpul kawasan wisata seperti Tanah Lot, Seminyak, Canggu dan Tabanan, yang merupakan lokasi proyek Ciputra Beach Resort Bali," tandasnya.
Rencana akan dimulainya pembangunan tol Denpasar-Gilimanuk ternyata berdampak terhadap meningkatnya minat konsumen dan investor membeli rumah dan kavling di Ciputra Beach Resort. Karena itu, pada akhir 2020 lalu Ciputra Group mulai merilis klaster baru bertajuk Resvara.
Marketing Supervisor Ciputra Beach Resort, Maharani Sanjaya menambahkan, sebagai destinasi wisata internasional, Bali selalu menggoda masyarakat kelas "sultan" untuk memiliki properti di Pulau Dewata. Sehingga, tidak heran meski masa pandemi rumah atau resort, dan kavling di Ciputra Beach Resort tetap diminati.
"Saat ini produk kami sudah terbatas, sementara permintaan di 2021 ini trennya meningkat. Karena itu, akhir 2020 kami rilis klaster Resvara dan respon pasar sangat positif. Terbukti di masa pre-sale hingga April 2021, dari 90 unit yang ditawarkan dalam tahap 1, sebanyak 45 NUP (Nomor Urut Pemesanan) sudah terdaftar," ujarnya.
Sanjaya menambahkan, klaster ini dibuka 2 tipe, tipe pertama Askana (105/76) dengan estimasi harga mulai dari Rp 2,3 miliar. Tipe kedua, Svana (200/125) mulai dari Rp 4,26 miliar, serta kavling mulai Rp 1,7 miliar.
Klaster Resvara sendiri dibangun di atas lahan seluas 7,2 hektare yang berada di timur kawasan Ciputra Beach Resorts. Sanjaya optimistis dalam penjualan tahap 1 ini, pihaknya dapat membukukan transaksi Rp 250 miliar.
Sumber: BeritaSatu.com