Jakarta, Beritasatu.com - Satu tahun pandemi Covid-19 ada di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, dampaknya masih belum reda hingga saat ini. Permintaan domestik masih menunjukkan adanya pelemahan. Salah satu indikatornya terlihat dari angka inflasi pada Februari 2021 yang sebesar 0,10%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mengungkapkan, laju inflasi Februari 2021 ini jauh lebih lambat dibandingkan Januari 2021 yang sebesar 0,26%, maupun inflasi Februari 2020 yang sebesar 0,28%. Untuk inflasi inti yang sebesar 0,11% juga lebih lambat dibandingkan Januari 2021 dan Februari 2020 yang sebesar 0,14%.
"Dari sini kita bisa lihat bahwa dampak pandemi Covid-19 masih belum reda. Terlihat bahwa permintaan domestik juga masih lemah,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers pemaparan Inflasi Februari 2021, Senin (1/3/2021).
Suhariyanto menambahkan, dari sisi supply atau pasokan, ketersediaan berbagai bahan makanan sebetulnya masih terjaga. Masalahnya, memang ada pada sisi permintaan yang masih cenderung lemah. Bahkan pada Februari 2021, komponen yang harganya bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,01%.
"Ini tentunya menjadi tantangan bagi kita semua, bagaimana kita memperkuat konsumsi rumah tangga ke depan,” kata Suhariyanto.
Adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 11 Januari 2021 yang kemudian dilanjutkan dengan PPKM Mikro hingga 8 Maret 2021 mendatang juga turut memengaruhi mobilitas masyarakat.
Suhariyanto mengungkapkan, dari data Google Mobility Indeks yang diolah BPS, mobilitas masyarakat kembali menurun. Misalnya mobilitas di tempat perdagangan ritel dan rekreasi, tempat belanja kebutuhan sehari-hari, taman, hingga tempat transit.
"Mobilitas masyarakat di bulan Januari 2021 dan Februari 2020 secara umum melambat dibandingkan bulan sebelumnya, dan tentunya penurunan mobilitas ini berdampak ke sektor pariwisata dan transportasi,” kata Suhariyanto.
Sumber: BeritaSatu.com