New York, Beritasatu.com - Bursa AS Wall Street turun tajam pada Kamis atau jumat pagi WIB (5/3/2021) setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell gagal meyakinkan investor bahwa bank sentral akan terus meningkatkan imbal hasil obligasi dan ekspektasi inflasi.
S&P 500 menutup perdagangan turun 1,3% menjadi 3.768,47 setelah sempat ambles 2,5%. Dow Jones Industrial Average hilang 345,95 poin, atau 1,1% menjadi 30.924,14 setelah sempat di posisi terendah 700 poin. Nasdaq Composite turun 2,1% menjadi 12.723,47 di tengah kenaikan suku bunga. Saham Tesla turun hampir 5%. Dengan aksi jual tajam hari Kamis, Nasdaq berubah negatif pada tahun ini dengan pelemahan 1,3%.
Powell mengatakan pembukaan kembali ekonomi bisa menciptakan beberapa tekanan pada harga. Dia menegaskan kembali bahwa bank sentral akan "sabar" sebelum mengubah kebijakan bahkan ketika melihat inflasi meningkat.
Kepala Fed mengakui kenaikan cepat suku bunga baru-baru ini menarik perhatian the Fed. Namun the Fed perlu melihat kenaikan lebih banyak di seluruh spektrum suku bunga sebelum mempertimbangkan tindakan.
Imbal hasil Treasury 10 tahun, yang telah membuat investor gelisah dalam beberapa pekan terakhir, melonjak menjadi 1,54% setelah pernyataan Powell. Pekan lalu, acuan 10 tahun melonjak ke level tertinggi 1,6% yang memicu aksi jual besar-besaran di saham.
Beberapa investor kecewa karena Powell tidak membuat petunjuk kuat tentang perubahan pembelian aset oleh Fed untuk menahan kenaikan cepat suku bunga yang terlihat akhir-akhir ini. “Ini adalah negatif karena dia gagal memberikan komentar meyakinkan yang diharapkan investor,” Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli, dalam sebuah catatan.
Investor mencermati klaim pengangguran mingguan yang lebih baik dari perkiraan. Pengajuan pertama kali asuransi pengangguran pada pekan yang berakhir 27 Februari berjumlah 745.000, sedikit di bawah perkiraan Dow Jones di 750.000, Departemen Tenaga Kerja melaporkan Kamis.
Sementara Senat saat ini sedang membahas paket bantuan senilai US$ 1,9 triliun yang disahkan oleh DPR pada Sabtu pekan lalu. Presiden Joe Biden mendukung rencana memotong batas pendapatan bagi orang Amerika untuk menerima cek stimulus.
Sumber: CNBC