Jakarta, Beritasatu.com — PT Mirae Asset Sekuritas berencana menambahkan lima produk exchange traded fund (ETF) pada tahun ini. Adapun sampai saat ini Mirae Asset sudah memiliki satu produk ETF.
Business Innovation Mirae Asset Sekuritas, Simon Gunawan menagatakan, dari kelima produk tersebut, sebanyak tiga produk ETF rencananya akan diluncurkan pada semester I-2021 sedangkan sisanya akan diluncurkan pada semester ke II-2021.
“Seharusnya di pipeline kita untuk kuartal I-2021 sudah ada yang launching, namun karena adanya beberapa kendala administrasi, mungkin akan dilanjutkan pada kuartal II-2021,” ujar dia dalam paparan publik virtual baru-baru ini.
Peluncuran lima produk tersebut seiring dengan pandangan Mirae Asset Sekuritas terhadap bisnis ETF, di mana bisnis ETF di Indonesia akan berkembang cukup pesat dikarenakan kesadaran masyarakat untuk beirnvestasi.
Simon menambahkan, pertumbuhan pasar ETF dalam kurun waktu 4 tahun terakhir meningkat signifikan, di mana jumlah produk ETF naik empat kali lipat dari 10 produk menjadi 45 produk pada akhir tahun lalu.
Sebagai informasi, Mirae Asset Sekuritas saat ini telah memiliki satu produk ETF dengan ticker XNVE. Produk ini dikelola bekerja sama dengan reksa dana investama Indonesa. Simon menilai, transaksi produk ETF ini dari bulan 11 tahun lalu pergerakannya cukup aktif.
Di sisi lain, Mirae Asset Sekuritas memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan Maret menguat terbatas dengan pergerakan support level di 6.241 dan resistance level di 6.428.
Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mengatakan, penggerakn IHSG pada bulan Maret akan dipengaruhi oleh faktor perilisan laporan keuangan sepanjang tahun 2020. Namun demikian, laporan keuangan ini diperkirakan membukukan penurunan laba akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Kemudian, pada awal bulan Maret sejumlah negara telah mengumumkan data PMI manufaktur, diantaranya Tiongkok, Amerika Serikat (AS), Indonesia, Malaysia dan India. Namun demikian data PMI manufaktur negara tersebut mengalami penurunan dan dinilai anomali.
“Ini agak anomali, sebab data Januari meningkat dan Februari menurun, sementara di tahun sebelumnya bulan Februari mengalami kenaikan dan Januari menurun karena memang awal tahun,” ujar dia dalam konferensi pers virtual
Faktor lainnya adalah aksi korporasi beberapa emiten, termasuk RUPS, dividen, right issue, dan stock split. Untuk dividen, terdapat beberapa emiten yang diprediksi memberikan dividen per lembar saham dengan cukup tinggi, salah satunya PTBA.
Dari aksi right issue, sekurangnya ada empat emiten yang siap menggelar aksi penambahan modal tersebut yaitu FREN, CENT, ENRG, ARTO, dan SAME. Aksi korporasi lain yang rencananya digelar pada “bulan tiga” adalah stock split yang akan di lakukan oleh emiten ERAA.
Head of Investment Information Team, Roger MM mengatakan, dengan adanya tiga faktor tersebut, nilai transaksi pasar saham pada Maret diprediksi lebih ramai dari Rp 15 triliun per hari pada bulan lalu. Faktor-faktor tersebut membuat pasar lebih atraktif sehingga akan memancing minat investor pasar modal bertransaksi.
Adapun sektor yang dapat diperhatikan para investor pada Maret ini adalah sektor barang baku, konsumen primer, energi dan kesehatan. Mirae Asset Sekuritas lebih menitikberatkan keempat sektor ini pada laporan laporan keuangan full year 2020 dan perkembangan terbaru di kuartal I-2021.
Sumber: BeritaSatu.com