Jakarta, Beritasatu.com - Alami, perusahaan fintech Peer to Peer (P2P) lending syariah, mencatatkan prestasi yang cukup membanggakan di kuartal pertama 2021, dengan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 187 miliar. Pencapaian tersebut, naik 20 kali lipat dibanding kuartal pertama tahun 2020.
"Angka tersebut bisa dicapai dalam waktu tiga bulan saja, dimana pada tahun lalu, jumlah ini setara dengan satu tahun penyaluran. Ini adalah peningkatan yang sangat luar biasa dan karenanya saya sangat berterima kasih pada seluruh karyawan Alami atas kerja kerasnya,” kata CEO Alami, Dima Djani, dalam keterangannya kepada Beritasatu.com, Rabu (7/4/2021).
Dima menuturkan, Alami juga mencatat pertumbuhan jumlah pendana baru. Setelah sukses dengan versi website, Alami juga meluncurkan aplikasi di Android dan IOS. Atas hal tersebut, perusahaan mencatat pertumbuhan pendana atau funders baru sampai 1.000% dibanding kuartal pertama tahun 2020.
"Versi aplikasi mobile kami memang agak memakan waktu untuk resmi diluncurkan, karena kami terus melakukan testing internal sebelum benar-benar bisa dipakai masyarakat. Ini untuk menghindari user experience yang tidak nyaman, ataupun kendala teknis lain. Kami ingin aplikasi ini sempurna dulu sebelum sampai ke tangan user," ujarnya.
Selain itu, kata Dima, Alami juga terpilih sebagai "Best P2P Financing Platform" tahun 2020 oleh The Asset Triple A Awards. Sebagai penerima penghargaan, Alami bersanding dengan bank dan lembaga keuangan ternama lainnya yang berada di
Asia Pasifik, seperti Qatar Islamic Bank, Citibank dan HSBC. "Alami merupakan satu-satunya perwakilan startup Indonesia yang mendapatkan penghargaan ini," tandas Dima.
Kesuksesan Alami ternyata mampu menarik perhatian pemerintah Turki, untuk menyelami best practices dan kisah sukses perkembangan fintech syariah dan ekosistem keuangan syariah di Indonesia. Menurut Dima, Alami diundang atas dasar pencarian pemerintah Turki melalui otoritas Kementerian Industri dan Teknologi di beberapa negara Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.
"Dalam pencarian mereka, nama Alami dipandang tepat untuk diajak berdiskusi lebih jauh. Ternyata, pemerintah Turki memang baru menjajaki pembentukan ekosistem P2P lending syariah, berikut regulasinya. Mereka sangat terkesan dengan kenyataan bahwa Alami mampu berkembang cepat di Indonesia, di tengah kondisi pandemi, kompetisi yang ketat, serta adopsi keuangan syariah di masyarakat kita yang belum optimal,” tutur Dima.
Lebih jauh, kata Dima, diskusi dengan pemerintah Turki juga menyoroti strategi Alami dalam menyusun model bisnis, sekaligus bertukar pikiran soal kebijakan internal dan eksternal yang ada di Indonesia. Salah satunya, untuk tetap kompetitif di tengah industri yang sudah marak dengan pemain fintek konvensional.
"Hal serupa ternyata juga sudah jadi catatan oleh otoritas Turki, sehingga Alami saat itu berbagi bagaimana peran pemerintah Indonesia yang suportif terhadap perkembangan industri fintek syariah, demi mengantarkan Indonesia menjadi salah satu hub ekonomi halal dunia," tandasnya.
Membuka kuartal kedua di tahun 2021, tambah Dima, Alami juga mengumumkan agenda Alami Fest, sebuah gelaran webinar perdana yang digelar pada tanggal 16 dan 17 April 2021. Adapun agenda dengan tema The Goodness of Sharia Value ini bisa diakses gratis untuk umum.
"Pada delapan sesi yang dibagi ke dalam selama dua hari, Alami mengundang regulator, pengusaha, hingga influencer milenial ternama, antara lain Ahmad Juwaini Direktur Keuangan Sosial Syariah KNEKS, Pandu Sjahrir Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Aviliani Peneliti Senior INDEF, Felicia Putri Tjiasaka, Jason Gozali, Ria Miranda, dan masih banyak lagi," pungkasnya.
Sumber: BeritaSatu.com