Laba Bank Sampoerna Melonjak 82,7% Ditopang Penyaluran Kredit
Jakarta, Beritasatu.com– PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) yang fokus pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sepanjang 2020 mencatat laba bersih pada akhir tahun 2020 tercatat sebesar Rp 46,9 miliar, meningkat 82,7% (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba pada tahun 2019 sebesar Rp 18,5 miliar. Moncernya kinerja perusahaan ditopang penyaluran kredit sebesar Rp 8,2 triliun, meningkat 4,2% (yoy) dari penyaluran tahun sebelumnya sebesar Rp 7,8 triliun.
"Pada akhir 2020, tidak kurang dari 16.000 UMKM menerima pinjaman dari Bank Sampoerna," kata Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah di Jakarta dalam keterangan yang diterima Jumat (23/4/2021).
Sejalan dengan peningkatan laba, Bank Sampoerna juga mencatat kenaikan aset per 31 Desember 2020 sekitar 7,9% (yoy) menjadi Rp 12,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 11,5 triliun. Kenaikan total aset ditopang penyaluran kredit ke segmen UMKM sebesar Rp 4,2 triliun, kredit korporasi sebesar Rp 1,6 triliun, serta kredit konsumer sebesar Rp 2,4 triliun. Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 10,4 triliun atau naik 7,6% (yoy) dari DPK tahun sebelumnya sebesar Rp 9,7 trilun.
Ali mengatakan tantangan 2020 antara lain terefleksikan dalam pendapatan usaha yang turun tipis sebesar 1,7% (yoy) menjadi Rp 690,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 701,7 miliar. Menghadapi tantangan pandemi Covid-19, Bank Sampoerna mengalokasikan dana pencadangan sebesar 124,1% dari kredit bermasalah pada tahun 2020. Angka ini Rasio naik 55,5% dari rasio yang sama pada akhir tahun 2019 sebesar 68,6%. "Kualitas kredit tetap terkendali dengan angka kredit bermasalah bruto (gross non performing loan/NPL) pada tingkat 2,8% atau turun dari tahun sebelumnya pada tingkat 4,3%," kata Ali.
Kondisi dan kinerja keuangan Bank Sampoerna yang kuat juga tercermin dalam rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang berada di level 19,1% dan loan deposit ratio (LDR) di tingkat 78,4%. “Membaiknya keadaan Bank Sampoerna dapat dilihat dari peringkat idA-/stable oleh Pefindo," kata Ali.
Ali menambahkan, Bank Sampoerna juga telah menyesuaikan ketentuan pernyataan standar akutansi keuangan (PSAK) 71 sejak awal tahun lalu dengan posisi modal inti saat ini sebesar Rp 1,5 triliun. "Pemegang saham telah berkomitmen untuk meningkatkan modal inti ini, dengan atau tanpa investor baru, menjadi Rp 2 triliun pada akhir tahun 2021 ini, sesuai ketentuan modal minimum yang dipersyaratkan," kata Ali.
Sementara jumlah transaksi digital terus bertumbuh hingga akhir tahun 2020 mencapai hampir 12 juta transaksi.
CFO Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan transformasi digital yang telah dijalankan. Di samping layanan internet banking Bank Sampoerna, mobile banking, digital lending melalui PDaja.com, perusahaan juga berkolaborasi dengan berbagai fintech P2P lending, seperti Mekar untuk pemberdayaan UMKM, khususnya perempuan, serta mendukung perluasan implementasi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN).
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Antam Menuju Perusahaan Global pada 2030
Honda Ajukan Banding atas Hukuman Marquez di MotoGP Portugal
Multifinance Kebut Pembiayaan di Awal Tahun
Kemenkes: Indonesia Kekurangan 30.000 Dokter Spesialis, Ini Perinciannya
Kontribusi Hingga 2,2% PDB Indonesia, CEO GoTo: Mitra Pahlawan Ekonomi
