Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia) mencatat laba sebelum pajak Rp 501 miliar di kuartal I 2021. Angka ini turun 31,8% dibanding tahun sebelumnya.
Sementara itu, laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) di kuartal I 2020 turun menjadi Rp 381 miliar di kuartal I 2021, setelah sebelumnya mencapai Rp 538 miliar di periode yang sama di tahun sebelumnya.
“Pencapaian kinerja kami (per kuartal I 2021) mencerminkan kondisi ekonomi yang masih menantang di awal tahun ini. Kami akan terus memonitor risiko terhadap portofolio kami, dan di saat sama, terus mengejar peluang-peluang yang ada, khususnya terkait layanan perbankan digital kami,” kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (29/4/2021).
Sementara itu, jika dilihat kuartal per kuartal, Maybank berhasil membukukan peningkatan PATAMI sebesar 127,6% didukung upaya Bank, yang secara selektif, memanfaatkan peluang pasar yang tengah bertumbuh melalui layanan perbankan digital.
Dilansir dari keterangan tertulis Maybank, credit cost (biaya kredit) juga menurun dibanding kuartal sebelumnya, seiring dengan kebijakan Maybank dalam menjaga kualitas asetnya. Net interest income (NII) atau pendapatan bunga bersih Maybank juga menurun 13,7% menjadi Rp1,7 triliun oleh karena menurunnya loan balance (saldo kredit). Sementara itu, pihak bank juga melihat adanya perbaikan kredit.
Meskipun demikian, Maybank tetap mengambil langkah untuk mempertahankan strategi pertumbuhan kredit secara selektif akibat dari pandemi. Sementara itu, net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih juga turun sebesar 61 basis poin menjadi 4,35% di kuartal I 2021, dibandingkan 4,96% pada Maret 2020 sebagai akibat dari penurunan imbal hasil kredit.
Penurunan imbal hasil kredit ini seiring dengan turunnya suku bunga Bank Indonesia dan sebagai akibat dari program restrukturisasi kredit kepada nasabah yang bisnisnya terdampak pandemi.
Selain itu, Maybank berhasil menurunkan biaya bunga (cost of funds) sebesar 126 basis poin dengan berfokus pada pertumbuhan likuiditas CASA untuk menjaga tekanan pada marjin.
Fee-based income juga menurun 24% menjadi Rp 453 miliar akibat menurunnya fee income terkait global market. Turunnya pendapatan fee-based juga tertahan oleh naiknya pendapatan fees terkait Bancassurance dan Wealth Management sebesar 89,7% menjadi Rp 65 miliar dan 33,8% menjadi Rp40 miliar.
“Kami senantiasa bersikap hati-hati dan sigap dalam mengantisipasi dan memitigasi dampak lanjutan dari pandemi beberapa waktu ke depan, selain juga terus memberikan dukungan kepada nasabah untuk memastikan keberlangsungan bisnis mereka,” kata Taswin.
Dirinya juga optimis bahwa ekonomi akan kembali pulih tahun ini, didukung oleh program stimulus pemerintah dan vaksinasi Covid-19.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com