Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Infrastruktur Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Bambang Noegroho mengungkapkan, pengadaan Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya (Satria-1) yang diselenggarakan melalui skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) saat ini sudah memasuki tahap konstruksi. Diharapkan proses tersebut rampung pada kuartal III 2023 dan bisa segera beroperasi di akhir 2023.
"Secara proses, kita sudah mencapai financial close pada 31 Maret 2021, lalu saat ini sedang dalam proses konstruksi. Secara overall progresnya 11,5% di mana di dalamnya termasuk ada pembangunan satelit,” kata Bambang Noegroho dalam acara diskusi Peran Perbankan Dukung Upaya Perluasan Konektivitas Nasional melalui Proyek Satria secara daring, Selasa (22/6/2021).
Seperti diketahui, Satria diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyediakan layanan internet pita lebar (broadband) termasuk akses WiFi gratis, di lebih dari 150.000 titik pelayanan publik termasuk sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintahan di daerah terpencil di Indonesia.
Proyek ini merupakan kerja sama pemerintah dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) sebagai badan usaha pemenang tender dengan capex sekitar Rp 6,42 triliun dan masa konsesi 15 tahun. Satria menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.
Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga Adi Rahman Adiwoso menambahkan, dalam proses konstruksi satelit Satria, panel-panelnya sudah dibuat. Kemungkinan besar pada Agustus 2021 ini akan dilakukan groundbreaking untuk mulai membangun stasiun bumi yang mengontrol satelit.
“Di era digital saat ini, penguatan dan perluasan konektivitas digital akan sangat meningkatkan akses pendidikan serta pelayanan kesehatan yang berkualitas, sekaligus menurunkan tingkat kesenjangan ekonomi dan infrastruktur, yang menjadi bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan Indonesia. Dengan adanya proyek Satria, kami berharap ini dapat membantu ribuan sekolah serta fasilitas pelayanan publik, juga membuka akses internet yang setara bagi jutaan masyarakat dari Sabang hingga Merauke,” kata Adiwoso.
Pendanaan proyek Satelit Satria ini salah satunya didukung oleh HSBC. Sebagai bagian dari komitmen HSBC untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi digital nasional, HSBC telah merangkul sindikasi bank internasional, export credit agency dan bank pembangunan multilateral untuk mendukung pembiayaan proyek ini.
"Melalui dukungan jaringan global serta keahlian HSBC dalam strukturisasi pembiayaan, kami berkomitmen untuk membantu membuka akses bagi sekolah, fasilitas publik serta masyarakat di daerah tertinggal untuk bisa terhubung dan tumbuh, khususnya melalui Satria, yang kami yakini akan berperan penting dalam memperkuat konektivitas digital Indonesia, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di Indonesia,” kata President Director PT Bank HSBC Indonesia François de Maricourt.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com