Semester I, Pertamina Catat Laba Rp 2,6 Triliun
Jakarta, Beritasatu.com – Pada semester I 2021, PT Pertamina (Persero) membukukan laba sebesar US$ 183 juta atau setara dengan Rp 2,6 triliun. Kinerja positif ini didorong dari pertumbuhan di sisi penjualan yang mencapai US$ 25 miliar dan EBITDA US$ 3,3 miliar. Sebelumnya pada periode yang sama tahun 2020, Pertamina sempat mengalami kerugian sebesar US$ 768 juta.
Pjs Senior Vice President Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman menyampaikan, dampak pandemi yang berkepanjangan masih sangat dirasakan Pertamina sepanjang 2021.
Fluktuasi harga minyak mentah sangat berpengaruh pada kinerja Pertamina. Indonesia Crude Price (ICP) meningkat hampir dua kali lipat dari US$ 36,5 per Juni 2020 dibanding US$ 70,06 per Juni 2021.
Untuk produksi Hulu migas Pertamina mencapai target sebesar 850.000 BOEPD. Dari sisi penjualan di hilir, permintaan BBM berangsur pulih walaupun masih lebih rendah dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19.
Sampai dengan Juni 2021, demand BBM rata-rata tercatat 126.000 KL per hari, lebih baik dari Juni 2020 yang sekitar 116.000 KL per hari. Namun angka tersebut masih lebih rendah sekitar 6% dari demand normal sebelum pandemi di tahun 2019.
"Tingginya harga minyak memberikan tekanan signifikan atas beban pokok produksi BBM. Walaupun demikian sampai saat ini Pertamina tidak menaikan harga BBM karena pertimbangan penurunan daya beli masyarakat akibat pandemi Covid-19,” kata Fajriyah dalam keterangan resminya, Senin (16/8/2021).
Dalam menghadapi situasi yang penuh tantangan ini, lanjut Fajriyah, Direksi, Komisaris dan Pekerja Pertamina terus melakukan langkah-langkah strategis untuk peningkatan pendapatan (revenue enhancement) dan juga efisiensi (cost leadership) di seluruh lini.
Upaya revenue enhancement sebagai tambahan menopang pendapatan perusahaan, tutur Fajriyah, Pertamina mendorong seluruh subholding dan anak usaha memperkuat kinerja operasional, di antaranya melalui peningkatan produksi dan lifting serta peningkatan monetisasi gas di seluruh Wilayah Kerja (WK) sektor Hulu Migas, optimasi produksi di kilang dengan produk bernilai tinggi dan meningkatkan penjualan produk kilang dan petrokimia, akselerasi pembangunan PLTS serta memperkuat ekosistem baterai melalui aktivasi swapping & charging EV Battery di SPKLU yang terintegrasi dengan SPBU.
Selanjutnya adalah akselerasi komersial LNG dan optimalisasi infrastruktur Arun sebagai pusat distribusi di kawasan Asia, serta peluang tambahan revenue atas penyewaan kapal dan jasa logistik ke eksternal Pertamina untuk cargo LPG, BBM serta Petrokimia.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini