Jakarta, Beritasatu.com - PT Multipolar Tbk (MLPL) emiten investasi multisektor Grup Lippo baru saja menanamkan investasinya ke platform podcast dan media audio digital, Noice. Investasi yang tidak disebutkan nilainya ini dilakukan Multipolar dengan cara penyertaan modal ke PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI).
MARI disebut telah menggunakan kepemimpinannya sebagai perusahaan media radio dan audio terkemuka, dengan menghadirkan podcast media baru dan platform media audio digital terkemuka di Indonesia yang disebut Noice (podcast, radio, audiobook).
Manajamen Multipolar dalam keterangan tertulis, Selasa (21/9/2021) menyebutkan, ada empat alasan yang membuat perseroan berinvestasi di Noice. Pertama, konten unik dan asli. Memanfaatkan keahlian perusahaan induknya akan memungkinkan Noice untuk menghasilkan konten asli dan unik. Noice memproduksi lebih dari 100+ tema konten asli.
Kedua, jajaran pemimpin Noice, yakni Rado Adrian (CEO) dan Niken Sasmaya (CBO) adalah pemimpin yang sebelumnya punya rekam jejak menjadi eksekutif di Google dan Youtube. Ketiga, faktor transaksi yang kuat dan berfokus pada pelanggan. Noice disebut telah diunduh oleh lebih dari 1 juta pengguna tahun ini dengan hampir nol biaya akuisisi pelanggan.
Keempat, faktor teknologi yang canggih. Noice didukung oleh modal ventura dan investor terkemuka di Indonesia dan Kawasan Asia.
Sebelumnya putaran pendaan seri A yang diraih Noice berasal dari Go-Ventures, Alpha JWC, Kinesys, dan Kenangan Fund. Setiap investor teknologi ini menghadirkan nilai tambah strategis, pengetahuan teknologi, dan ekosistemnya masing-masing.
Sebagai informasi, Multipolar adalah perusahaan investasi teknologi Lippo yang terdaftar secara publik dengan NAV (Nilai Aktiva Bersih) lebih dari Rp20 triliun, termasuk investasi di lebih dari 40 perusahaan teknologi tahap awal dan akhir di Indonesia dan kawasan.
Sebelumnya, Direktur Utama Multipolar Agus Arismunandar mengatakan perseroan tengah menggenjot investasi baru di area futuristik. Pasalnya selama 3-5 tahun ke depan, Multipolar akan mentransformasi portofolio bisnisnya menjadi yang bersifat future oriented, khususnya di bidang teknologi dan digital.
Adrian menambahkan, Multipolar sebagai perusahaan investasi yang berbasis di sektor teknologi saat ini memiliki beberapa strategi pengembangan. Antara lain, melakukan pendanaan terhadap perusahaan berbasis digital atau perusahaan rintisan (startup) yang dilakukan melalui modal ventura milik perseroan, yakni Venturra Capital. Multipolar juga melakukan transformasi digital di perusahaan tradisional dan mengubahnya untuk masuk ke digital ekonomi baru.
”Ini strategi yang kita lakukan, dengan strategi-strategi ini kami bisa menciptakan digital value. Kita juga bisa kontribusi ke ekonomi Indonesia. Apalagi, digital ekonomi ini satu faktor yang bisa membawa kita keluar dari post pandemi Covid. Dengan digitalisasi di beberapa sektor akan mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia,” ungkapnya.
Terkait kinerja, perusahaan investasi yang bergerak di sektor teknologi, ritel, telekomunikasi, dan keuangan ini berhasil membukukan laba bersih atas entitas induk di kuartal II-2021 sebesar Rp 371 miliar atau melonjak hingga 250% dari kuartal II-2020 sebesar Rp 106 miliar. Sementara, laba bersih untuk periode 6 bulan tahun 2021 adalah sebesar Rp 104 miliar, meningkat dari rugi bersih sebesar Rp 352 miliar yang dicatatkan tahun sebelumnya.
Kemudian, melalui strategi bisnis yang dijalankan pada kuartal II-2021 berhasil mencatatkan penjualan sebesar Rp 2,8 triliun atau naik 9,8% jika dibandingkan dengan kuartal II-2020, serta peningkatan laba bruto sebesar Rp 538 miliar atau naik 6,3% (QoQ).
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily