Pengusaha Laboratorium Usul Tarif Tes PCR Tidak Dipukul Rata
Jakarta, Beritasatu.com – Pengushaa laboratorium yang juga Ketua Komtap Bidang Kesehatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Titi Rusdi mengusulkan agar tarif pemeriksaan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) tidak dipukul rata, mengingat penggunaan teknologi dan fasilitas dari masing-masing laboratorium sangat beragam.
Dalam menentukan batas tarif tertinggi untuk pemeriksaan PCR, pemerintah juga perlu mendengar suara dari para stakeholder terkait.
Seperti diketahui, pemerintah Indonesia telah menetapkan batas tarif tertinggi untuk pemeriksaan RT-PCR sebesar Rp 275.000 untuk wilayah Jawa-Bali dan Rp 300.000 untuk daerah lain. Aturan ini sudah efektif berlaku sejak 27 Oktober 2021.
“Untuk tarif PCR, menurut saya agak sulit kalau dipukul rata, semua laboratorium harus segitu. Untuk pemeriksaannya sendiri, komponennya kan berbagai macam. Laboratorium juga harus punya beberapa ruangan yang berbeda dan harus bertekanan negatif. Ini semua tentunya membutuhkan biaya yang besar, termasuk juga untuk SDM-nya dan alat pelindung diri (APD),” kata Titi Rusdi dalam webinar yang digelar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Selasa (16/11/2021).
Bila ada satu laboratorium yang berani memberikan tarif pemeriksaan PCR dengan harga murah, kemudian dijadikan acuan oleh pemerintah, menurut Titi hal itu juga tidak tepat. Sebab masing-masing laboratorium menjalankan manajemen operasional yang berbeda.
“Labaratorium kan beda-beda, ada yang menggaji karyawannya sesuai UMR, di atas UMR, ada juga yang memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Seandainya laboratorium tersebut tidak bisa bertahan dengan harga yang ditetapkan, mereka kan nantinya juga tidak bisa meng-cover seluruh Indonesia,” kata Titi.
Untuk tetap bisa menjaga kualitas layanan dengan adanya kebijakan penurunan tarif pemeriksanan PCR, Titi mengatakan sejumlah laboratorium kini melakukan efisiensi, termasuk mengurangi jumlah SDM.
“Kita melakukan efisiensi di semua elemen. Dengan vendor, kita juga melakukan negosiasi ulang. Kemudian juga akan ada pengurangan beberapa karyawan kontrak karena kebutuhan tes kan mulai berkurang. Ini semua kita lakukan agar kita bisa tetap menjaga kualitas layanan,” kata Titi.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan