Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat serius ingin mengembangkan ekonomi hijau di Tanah Air. Salah satunya, menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan (EBT). Ia minta hal itu menjadi komitmen bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju.
“Mengenai pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi dan renewable energy, energi baru terbarukan, betul-betul harus jadi komitmen kita bersama,” kata Presiden Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (17/11/2021).
Untuk itu, Jokowi meminta para menteri memastikan investasi yang masuk ke Indonesia berkaitan dengan ekonomi hijau, yakni untuk menggeser pembangkit batu bara dan menggantinya dengan EBT.
“Baik itu pengembangan kendaraan dan baterai listrik, serta pembangunan green industrial park di Kalimantan Utara yang juga menggunakan energinya dari hydropower juga betul-betul segera direalisasikan dan dimulai,” ujar Jokowi.
Komitmen tersebut pernah disampaikan Presiden Jokowi saat mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris, di Kota Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021) pagi.
Jokowi menekankan pembahasan pada investasi di bidang ekonomi hijau. Ia mengungkapkan telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme carbon trading ke depan beberapa waktu lalu.
Selain itu, di sektor energi, Indonesia membuka peluang Investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit-pembangkit batu bara dan menggantikannya dengan energi terbarukan.
Pemerintah telah mengidentifikasi ada 5,5 GW PLTU Batubara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar US$ 25 miliar hingga US$ 30 miliar selama 8 tahun ke depan.
“Indonesia akan mengalihkan pembangkit batu bara dengan renewable energy pada tahun 2040, dengan catatan jika terdapat kerja sama, teknologi, nilai keekonomian yang layak, dan pendanaan internasional yang membantu transisi energi tersebut,” terang Jokowi.
Tidak hanya itu, Presiden juga menjelaskan Indonesia memiliki potensi pengembangan kendaraan dan baterai listrik. Hal ini mengingat Indonesia memiliki kekayaan mineral, seperti nikel, tembaga dan bauksit/aluminium.
Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.000 hektare yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan seperti hydropower dan solar panel farm, sehingga produk yang dihasilkan akan ramah lingkungan.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com