Jakarta, Beritasatu.com — Bank Indonesia mencatat rasio utang luar negeri (ULN) Indonesia terhadap PDB sebesar 37% pada kuartal III 2021 sedikit lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat 37,5%.
Pilarsma Sekuritas dalam riset nya mengatakan, Kamis (18/11), saat ini struktur ULN Indonesia masih dalam jalur yang sehat, hal tersebut ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa pasar 88,2% dari total ULN.
Posisi ULN tersebut naik 3,7% YoY dan jika dirinci, posisi ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 205,5 miliar atau tumbuh 4,1% YoY, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tercatat naik 4,3% YoY. Naiknya jumlah utang ini seiring dengan pembayaran neto pinjaman serta lebih tingginya pinjaman yang jatuh tempo dibandingkan dengan penarikan pinjaman.
Disamping itu, posisi ULN Bank Sentral pada kuartal III-2021 tercatat mengalami kenaikan sebesar US$ 6,3 miliar pada kuartal II 2021 menjadi US$ 9,1 miliar. Kenaikan tersebut dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR). Hal ini terjadi pada Agustus 2021, dimana IMF mendistribusikan tambahan alokasi SDR secara proporsional kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, yang ditujukan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi global dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Sementara itu, ULN swasta pada kuartal III-2021 tumbuh sebesar 0,2% YoY, setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi 0,3% YoY. Pertumbuhan ULN swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 1,0% YoY.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah saat ini berupaya untuk terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, hal tersebut didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily