Jakarta, Beritasatu.com — Kinerja PT Link Net Tbk (LINK) semakin prospektif seiring dengan potensi meningkatnya bisnis perseroan akibat ekonomi yang sudah mulai pulih. Kinerja perseroan didukung oleh banyaknya pengguna internet akibat dampak dari pandemi Covid-19.
Dilansir dari Beritasatu TV, Link Net mampu membukukan kinerja yang kuat di semester I-2021. Perseroan berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp 2,1 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,93 triliun.
Adanya peningkatan kasus Covid-19 selama kuartal II-2021 dan III tahun ini mempengaruhi operasional bisnis perseroan, terutama pada segmen direct sales akibat adanya pembatasan pergerakan. Namun demikian, emiten dengan kode saham LINK ini tetap mampu mencatakan kinerja positif dengan perseroan berhasil mencatatkan laba Rp 471,7 miliar di sepanjang semester I-2021. Raihan tersebut tumbuh 3,4% year on year (yoy).
EBITDA perseroan selama kuartal II-2021 juga mengalami peningkatan 13,3% secara year on year. “Otomatis dengan adanya peningkatan kinerja di kuartal II ini juga membuat valuasi dari harga saham Link Net pun termasuk atraktif dengan PE sekitar 12 kali,” jelas Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji.
Ada pun untuk ROE dikisaran 20%. Selama beberapa tahun terakhir pun perseroan juga mampu mempertahankan ROE dikisaran 20%. Nafan menilai dengan ROE ini juga membuat peluang untuk pergerakan harga saham dari LINK akan berpotensi untuk tumbuh. Sebab, untuk di kuartal III dan kuartal IV ROE juga menunjukan konsistensi di atas 20%.
Nafan mengatakan, kenaikan kinerja tersebut seiring dengan tren bisnis yang meningkat dan pertumbuhan bisnis enterprise, Link Net pun menunjukan pertumbuhan sebesar 26% untuk kuartal II-2021.
Selain itu, juga didukung sekitar 1,7 juta pelanggan residensial dengan 2.500 pelanggan korporasi. Untuk korporasi ini termasuk sektor kesehatan, di mana pada saat pandemi Covid-19 itu dioptimalkan pelayananannya oleh Link Net dengan membangun suatu layanan telemedicine.
Untuk pelayanan telemedicine bagi Link Net juga mengalami pertumbuhan yang pesat karena kalo kita ketahui bahwa konektivitas ini diperkuat oleh Link Net. Kemudian didistribusikan jaringan internet perseroan ke rumah sakit strategis.
“Saya pikir konektivitas ini mampu memberikan layanan yang berarti bagi para pelaku pasar khususnya di sektor kesehatan, sehingga mereka bisa optimal dalam rangka memberikan pelayanan terbaik selama pandemi Covid-19,” ujar dia.
Nafan menambahkan, sejauh ini untuk Link Net ini termasuk yang terdepan dalam memberikan high speed broadband internet dibandingkan dengan pelayanan tv cable-nya. sStiap tahun itu Link Net juga membagikan dividen, tentunya ini akan menjadi pemanis bagi para pelaku investor untuk melirik dan juga melakukan investasi atau akumulasi terhadap saham perseroan untuk mendapatkan dividen.
Sebagai informasi, pergerakan nilai saham LINK pada awal tahun 2021 berada di level 2.440 dan ada peningkatan yang cukup tajam pada bulan selanjuta, tertinggi pada 30 Juli 2021 yang berada di level 4.600. Kemudian pada 22 November berada di level 4.120.
Menurut Nafan, faktor yang menyebabkan kenaikan harga saham LINK karena selama pandemi saja masih berhasil mencatatkan kenaikan kinerja fundamental, sehingga hal tersebut memberikan katalis positf terhadap naiknya kinerja harga saham perseroan.
“Jika saya amati secara ytd, LINK mengalami kenaikan sekitar 70,54% dengan kinerja kenaikan harga LINK selama setahun terakhir itu di 95,71%, sehingga secara jangka panjang LINK masih berpotensi up trend,” ujar dia.
Link Net juga masih berpotensi mengalami peningkatan tren pendapatan maupun tren laba bersih seiring dengan pemulihan perekonomian domestik yang terjadi. Pemerintah pun mampu mengendalikan pandemi Covid-19, maka ini akan membuat kinerja perseroan berkembang, sehingga saham LINK untuk mencapai level resitensi 5.000 seharusnya bisa tercapai.
Sementara untuk tahun depan, kika Link Net akan melakukan akuisisi secara strategis, tentunya ini akan membuat kinerja perseroan keuntungan erhadap peningkatan pendapatan maupun laba bersih. Nafan juga memproyeksikan untuk dividen yield perseroan masih berada di 2,5%-4% untuk 2 tahun ke depan.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily