Bank Dunia Naikkan Proyeksi PDB Indonesia, Pangkas Proyeksi Global
Rabu, 12 Januari 2022 | 14:33 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya untuk 2022 dan 2023, dan memperingatkan bahwa kenaikan inflasi, utang, dan ketimpangan pendapatan dapat membahayakan pemulihan ekopnomi di negara-negara berkembang.
Dalam laporan “Prospek Ekonomi Global” Bank Dunia, pertumbuhan global diperkirakan akan melambat 0,2 poin persentase menjadi 4,1% pada 2022 dan 3,2% pada 2023 karena semakin banyak negara mulai melepaskan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan untuk mengatasi dampak dari pandemi virus corona.
Proyeksi tersebut berdasarkan pemulihan yang kuat dalam pertumbuhan global karena permintaan melonjak setelah lockdown terkait Covid dicabut. Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 5,5% pada tahun 2021.
Perekonomian utama termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara di Eropa diperkirakan akan melambat tahun ini. Bank Dunia menambahkan bahwa kenaikan infeksi Covid, karena varian Omicron yang sangat menular, kemungkinan akan mengganggu kegiatan ekonomi dalam waktu dekat dan dapat memperburuk proyeksi pertumbuhan jika terus berlanjut.
PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 3,7% pada 2021, atau 0,7 poin persentase lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni 2021. PDB 2022 diperkirakan tumbuh 5,2% atau 0,2 poin persentare lebih tinggi dari proyeksi Juni. PDB 2023 diproyeksikan 5,1%.
Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, meningkatnya tekanan inflasi, dan meningkatnya tingkat kerentanan keuangan di sebagian besar dunia dapat meningkatkan risiko "pendaratan keras", Bank Dunia memperingatkan. Pendaratan keras mengacu pada perlambatan ekonomi yang tajam setelah periode pertumbuhan yang cepat.
Bank Dunia adalah lembaga global besar pertama tahun ini yang mengeluarkan proyeksi pertumbuhan. Dana Moneter Internasional diperkirakan akan merilis pembaruan Outlook Ekonomi Dunia pada 25 Januari, Reuters melaporkan.
Pertumbuhan di Tiongkok akan berkurang dari sekitar 8% pada tahun 2021 menjadi 5,1% tahun ini, sebagian karena efek pandemi yang masih ada serta pengetatan peraturan tambahan dari Beijing, menurut Bank Dunia.
Ekonomi maju diperkirakan akan melambat dari 5% pada tahun 2021 menjadi 3,8% pada tahun 2022, yang menurut Bank Dunia “cukup untuk mengembalikan output agregat ekonomi maju ke tren prapandemi pada tahun 2023 dan dengan demikian menyelesaikan siklus pemulihan.”
Di sisi lain, produksi negara berkembang diperkirakan akan melemah akibat pandemi. Arah pertumbuhan negara berkembang tidak akan cukup kuat untuk mengembalikan investasi atau output ke tingkat pra-pandemi pada tahun 2023, menurut laporan itu.
Negara berkembang diperkirakan akan melambat dari perkiraan 6,3% tahun lalu menjadi 4,6% pada 2022. Untuk beberapa negara kecil atau bahkan negara yang sangat bergantung pada pariwisata, output ekonomi diperkirakan akan tetap di bawah tingkat pra-pandemi, kata Bank Dunia.
Sumber: BeritaSatu.com
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Polisi Pastikan Anak Pamen TNI AU Tewas Akibat Luka Tusuk di Bagian Dada
Bareskrim Polri Ambil Alih Kasus Temuan 12 Senpi di Rumah Dinas Mentan SYL
Politikus Demokrat Sebut Belum Ada Arahan Khusus Seusai SBY Bertemu Jokowi
Malaysia Bakal Tutup Sekolah Akibat Asap, Tuding berasal dari Indonesia
Soal Arah Dukungan PSI di Pilpres, Kaesang: Sempat Dekat Satu Calon, tetapi Belum Final
4
B-FILES


ASEAN di Tengah Pemburuan Semikonduktor Global
Lili Yan Ing
Perlukah Presiden/Kepala Negara Dihormati?
Guntur Soekarno
Urgensi Mitigasi Risiko Penyelenggara Pemilu 2024
Zaenal Abidin