Jakarta, Beritasatu.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai mengadopsi teknologi 3D printing untuk pembangunan rumah dalam rangka menyongsong era revolusi industri 4.0. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, revolusi industri 4.0 ditandai dengan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi guna mencapai efisiensi yang tinggi dan kualitas produk yang lebih baik, serta memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur.
"Pemanfaatan teknologi harus memberikan nilai tambah bagi pelaksanaan pembangunan infrastruktur, bukan sekedar ikut-ikutan atau mengikuti tren sesaat. Industri 4.0 hanya instrumen, justru di belakangnya harus ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Minggu (23/1/2022).
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menjelaskan, Direktorat Jenderal Perumahan pada 2022 akan menerapkan pembangunan rumah khusus (rusus) dengan metode digital guna menjawab tantangan teknologi Industri 4.0.
"Di tahun 2021 Kementerian PUPR bersama mitra terkait telah menguji coba pembangunan 3D printing rumah tapak di Yogyakarta pada 12-31 Januari 2021, dan pada tahun 2022 ini akan diterapkan dalam pembangunan rumah khusus," ujar Iwan Suprijanto.
Rumah khusus sendiri adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti pemukiman kembali korban bencana/pengungsi, guru, tenaga medis dan petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil, termasuk pemukiman kembali masyarakat terdampak program pemerintah.
Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR dalam penyelenggaraan program pembangunan infrastruktur tahun 2020-2024 pada sektor perumahan menargetkan pembangunan 51.340 unit rumah susun, 10.000 unit rumah khusus, 813.660 unit rumah swadaya, 262.345 unit Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU) perumahan.
“Direktorat Jenderal Perumahan akan mengevaluasi bahwa pembangunan perumahan tidak hanya satu juta rumah namun bisa melebihi yakni sekitar 1,5 hingga 2 juta rumah per tahun. Ini untuk menyesuaikan dengan backlog yang terus bertambah per tahunnya,” ujar Iwan.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com