Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan fenomena masyarakat yang mengantre berjam-jam untuk mendapatkan minyak goreng hingga memakan korban jiwa bisa menimbulkan dampak secara sosial dan politik. Sebab, hal ini sangat mempermalukan Indonesia sebagai Ketua Presidensi G-20 2022. Apalagi Indonesia dikenal sebagai penghasil sawit terbesar di dunia.
"Pemandangan yang sehari-hari kita tonton sekarang ini orang-orang antre minyak goreng, apalagi sudah sampai ada korban jiwa meninggal, menurut saya sudah mulai mengganggu secara sosial politik," kata Anis Matta dalam Gelora Talk bertajuk "Harga-harga Meroket Rakyat Menjerit, Dimanakah Negara?, Rabu (16/3/2022) petang.
Menurut Anis Matta, pemandangan seperti ini, mestinya diantisipasi pemerintah agar tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk menjatuhkan pemerintah. "Semua dampak pergerakan sosial yang timbul akibat kelangkaan dan naiknya harga bahan pangan, harus diantisipasi pemerintah. Bila tidak, ada kemungkinan situasi tersebut dimanfaatkan secara politik," kata Anis Matta
Ditegaskannya, gangguan politik akibat antrean minyak goreng sudah dirasakan. Situasi kejiwaan (mood) masyarakat akibat tekanan harga, akan menyebabkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah menurun. "Ini sudah menjadi suatu peringatan yang sangat penting," ujar Anis Matta.
Kelangkaan minyak goreng, lanjutnya, bisa memicu kenaikan harga dan kelangkaan bahan pangan lainnya. Apalagi kebutuhan bahan pangan di Indonesia sebagian besar masih dipenuhi impor.
"Kita tidak lagi bicara soal harga dan ketersediaan saja, tapi harus melihat persoalan ini secara komprehensif. Negara yang punya populasi besar seperti Indonesia, memiliki masalah kedaulatan pangan, karena ini belum menjadi benar-benar prioritas agenda pemerintah," terang Anis Matta
Partai Gelora berharap kemandirian nasional dalam ketahanan pangan bisa menjadi agenda prioritas pemerintah saat ini. Karena, Indonesia terbukti sangat tergantungan dari negara-negara lain. Masalah pangan hendaknya tidak dilihat sebagai persoalan ekonomi, tapi sudah menjadi masalah keamanan nasional (national security). "Sebentar lagi kita memasuki Ramadan, dan kalau situasi ini tidak dikelola dengan baik, ini bisa berkembang menjadi gejolak sosial yang lebih buruk. Pemerintah harus mengantisipasi gejolak ini," tegas Anis Matta.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com