Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meramu PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) untuk tidak sekedar menjadi bank digital. Lebih dari itu, Bank Raya diharapkan dapat mengintegrasikan proses bisnis, model bisnis, dan mendorong adopsi layanan bank secara digital masyarakat.
Direktur Utama BRI Sunarso menuturkan, ke depan BRI fokus melayani segmen UMKM, sehingga risiko operasional dan biaya operasional relatif tinggi. Oleh karena itu, pendekatan atau konsep digitalisasi sangat diperlukan.
"Bank Raya akan diapakan? Bank Raya akan kita integrasikan menjadi bagian mengintegrasikan proses bisnis, model bisnis, dan mendigitalkan masyarakat," jelas Sunarso di Jakarta, Jumat (13/5/2022).
Dia menuturkan, Bank Raya bisa saja dibuat seketika menjadi bank digital. Hal tersebut tidak dilakukan BRI memandang masih banyak masyarakat yang belum siap dan masih mengadopsi layanan bank secara konvensional.
Kaitan dengan hal ini, kata dia, BRI turut memangkas jumlah cabang dari sebanyak 10.000 cabang menjadi sekitar 8.000 cabang di seluruh Indonesia. Sejumlah cabang didorong memberikan layanan berbasis digital tanpa memutus hubungan kerja dengan para karyawan existing.
"Mereka (karyawan) turun ke masyarakat, ajari masyarakat buka rekening secara digital, transaksi secara digital, dan mewanti-wanti masyarakat agar rekeningnya terhindar dari kejahatan digital. Itu yang harus kita kerjakan bersama-sama. Kalau cuma bikin bank digital, dinaikkan ke bursa, jualan prospek, percayalah harga perdana boleh 800, tapi seminggu akan tinggal 400," beber Sunarso.
Dia menambahkan, pendekatan digitalisasi hanya satu bagian dari transformasi lain di tubuh BRI. Inisiasi ini menjadi penting agar mencapai efisiensi dan mencapai nilai-nilai baru dalam bisnis bank.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily