Jakarta, Beritasatu.com - PT Asuransi BRI Life (BRI Life) mencetak pertumbuhan premi sepanjang kuartal I 2022 sebesar 51% secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,50 triliun, dibandingkan periode tahun lalu sebesar Rp 1,65 triliun. Pertumbuhan tersebut dikerek dari produk-produk asuransi yang bersifat proteksi.
Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming mengatakan, jika dibedah, pertumbuhan premi lebih banyak dikontribusikan dari produk asuransi mikro.
"Sebaliknya, premi unit link cenderung tertahan seiring dengan isu yang sedang bergulir, baik dari sisi masyarakat maupun dalam hal penyesuaian atas POJK PAYDI terbaru," kata Lim dalam acara Halalbihalal BRI Life di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
Lim menjelaskan, sejatinya kebutuhan masyarakat terhadap produk asuransi selalu ada meskipun minat membeli produk unit link agak menurun. Sehingga terjadilah fenomena peralihan pembelian asuransi dari unit link ke produk yang bersifat proteksi.
"Selain itu, pertumbuhan premi didukung ekspansi perusahaan terhadap salah satu BUMN besar. Jadilah kita membukukan pendapatan premi itu tumbuh sekitar 50% di kuartal I 2022," sebutnya.
Dari aspek investasi, Lim menerangkan, BRI Life menempatkan sekitar 54% pada instrumen SUN dan 22% di obligasi korporasi dengan rating investment grade. Perseroan pun menegaskan kepedulian dan mendukung terhadap environment, social, and governance (ESG), dengan investasi lebih dari Rp 200 miliar ke instrumen saham yang termasuk dalam indeks ESG.
Sementara, total aset BRI Life menjelang paruh pertama tahun 2022 tercatat terus bertambah kuat menjadi senilai Rp 19,99 triliun, termasuk atas dukungan FWD Management Holding Limited (FMH) yang baru-baru ini meningkatkan kepemilikannya menjadi 35,14 %. Adapun risk based capital terjaga solid di level 549,93%, jauh diatas persyaratan minimum 120% dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lim meyakini, dengan kinerja dan fundamental perusahaan yang kuat, celah untuk BRI Life tumbuh pesat sangatlah besar. Apalagi pangsa pasar dari salah satu induk yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI belum digarap secara optimal.
"Sebagai gambaran, saat ini perseroan baru mampu menjangkau sekitar 16 juta nasabah. Jumlah itu masih jauh dibandingkan jumlah dan potensi nasabah Holding Ultra Mikro (Umi) yang ada saat ini," tegasnya.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily