Jakarta, Beritasatu.com - PT Bank UOB Indonesia membidik portofolio pembiayaan berkelanjutan (sustainable financing) tumbuh 4-5 kali lipat dalam beberapa tahun mendatang. Ambisi tersebut dituangkan melalui beragam solusi pembiayaan, salah satunya platform pembiayaan U-Energy.
Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan menyampaikan, pihaknya meyakini pembiayaan berkelanjutan akan terakselerasi dengan baik, seiring misi pemerintah net-zero carbon emission pada 2060. Oleh karena itu, pembiayaan berkelanjutan bakal menjadi mesin (engine) pertumbuhan kredit bank di masa mendatang.
"Kita punya target itu cukup ambisius sebenarnya. Kita harapkan dalam 3-5 tahun ke depan, pertumbuhan ini bisa 4-5 kali lipat dibandingkan (portofolio) yang ada. Secara rupiah belum bisa disampaikan, masih internal bank," kata Harapman dalam konferensi pers secara hybrid, Kamis (23/6/2022).
Dia menerangkan, beragam solusi ditawarkan UOB Indonesia melalui pembiayaan berkelanjutan. Tidak hanya menyangkut efisiensi energi, ada sederet jenis pembiayaan dalam rangka mendukung emisi karbon. Sebut saja pembiayaan minihidro dan pembiayaan energi baru terbarukan lainnya. Selain itu, perseroan juga menyediakan pembiayaan terkait daur ulang plastik berikut program-program pendukung lainnya. "Portofolio kita untuk sektor energi ini diharapkan akan tumbuh jauh lebih besar ke depannya," jelas Harapman.
Head of Construction & Infrastructure, Sector Solutions Group, UOB Singapore Jasper Wong mengungkapkan, pembiayaan berkelanjutan menjadi penting untuk UOB Group mendukung efisiensi dan konsep go green. Pemerintah Indonesia sendiri menyatakan untuk net-zero carbon emission pada 2060. Sedangkan Singapura memproyeksi hal itu terjadi pada 2050 atau lebih cepat dari Indonesia.
"UOB secara grup mengikuti strategi dari masing-masing pemerintah di wilayahnya untuk juga mematuhi setiap regulasi terkait go green dan regulasi lainnya. Jadi untuk kami, target pada 2050 maupun 2060 itu sudah harus dijalankan, kami sendiri menargetkan pembiayaan hijau SGD 30 miliar per 2025," ungkap Jasper.
Dia menyatakan, nilai tersebut akan disalurkan pada sektor real estate, smart city models, dan green circular economy models. Selain itu yang cukup menantang adalah mengimplementasikan kerangka transisi pembiayaan (transition financing framework) untuk sektor oil & gas dan pertambangan.
"Kerangka ini disiapkan grup menuju konsep berkelanjutan. Target itu akan didukung sumber daya yang ada di internal dengan mendukung dan melakukan pendampingan kepada klien yang juga ingin menuju konsep berkelanjutan. Jika dalam hal ini klien merasa sukses, maka UOB juga demikian," kata Jesper.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily