Jakarta, Beritasatu.com – IHSG anjlok 3% hingga menyentuh zona 6.500 pada sejam pertama perdagangan. Indeks mulai membaik di akhir sesi pertama, tetapi masih terkoreksi 2,5% ke 6.622,4.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penyebab IHSG turun dalam tersebut terjadi karena pasar khawatir akan The Fed yang terus menaikan suku bunga secara agresif. Meskipun inflasi di negara Paman Sam tersebut sudah menunjukan tanda-tanda melandai. Namun, hal ini ditambah dengan adanya data-data perlambatan ekonomi yang keluar pada akhir pekan lalu. Perlambatan ekonomi tersebut mendorong harga sejumlah komoditas terkoreksi.
“Koreksi harga komoditas ini tidak terlalu bagus untuk indeks kita. Karena kita banyak disokong oleh komoditas. Alhasil, berbagai koreksi dari harga komoditas itu menyebabkan harga saham dalam negeri ikut terkoreksi,” ungkapnya kepada Investor Daily, Senin (4/7/2022).
Hal ini masih ditambah lagi dengan ketidakpastian perang Ukraina-Rusia. Perang ini masih belum menunjukan tanda-tanda berakhir yang malah akan menyebabkan inflasi akan tetap tinggi. Sehingga ini juga menjadikan tekanan pada pasar dan Ekonomi Indonesia. Ditambah lagi, sebenarnya penurunan IHSG ini seperti adjust pada penurunan global.
“Saat ini setidaknya kita masih mencatatkan pertumbuhan pasar walau tipis. Ini beda dengan global yang sudah mengalami penurunan hingga 20%,” tegasnya.
Hans Kwee menyarankan investor untuk wait and see menunggu bottom pasar. Jika ingin berspekulasi bisa mulai mencicil beli pada saham-saham blue chip, terutama perbankan. “Saya memperkirakan IHSG berpotensi akan mengalami koreksi hingga menyentuh bottom di zona 5.900-6.100,” tutupnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Investor Daily