Jakarta, Beritasatu.com - Perencana Keuangan Safir Senduk mengungkapkan, banyak masyarakat yang mencairkan dana jaminan hari tua (JHT) di awal lantaran tidak memiliki tabungan atau simpanan. Penyebab utamanya, karena gaya hidup yang boros serta tidak memiliki perencanaan keuangan yang baik.
Karenanya, kata Sadir Senduk, penting sekali menyisihkan setiap penghasilan yang diterima untuk disimpan atau ditabung, sehingga ketika mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak sampai harus mencairkan dana JHT untuk persiapan masa tua.
"Setiap manusia mengalami kejadian-kejadian yang ada dalam hidupnya, mulai dari lahir, sekolah, bekerja, menikah, melahirkan. Program JHT adalah untuk menyiapkan event kita di hari tua nanti. Yang terjadi, banyak dari kita yang mencairkan JHT buru-buru. Alasanya karena mereka tidak punya simpanan, salah satunya karena boros, tidak punya perencanaan keuangan," kata Safir Senduk dalam program Lunch Talk Beritasatu TV, Jumat (29/7/2022).
Safir juga mengingatkan pentingnya mencairkan JHT di masa tua atau usia pensiun, bukan ketika masih usia produktif. Bila terlalu dini mencairkan dana JHT, berbagai risiko akan ditanggung di masa tua nanti.
"Program ini bagus sekali dan sudah menjadi praktik internasional. Negara mengurusi rakyatnya, memikirkan rakyatnya melalui JHT. Adapun yang harus kita lakukan adalah, jangan cairkan di awal karena risikonya nanti tidak bisa terbayar," kata Safir Senduk
Ketika pekerja mengalami PHK, Safir mengatakan mereka sebetulnya bisa memanfaatkan program jaminan kehilangan pekerjaan (JKP), di mana salah satu manfaatnya berupa uang tunai selama 6 bulan. Namun karena sudah tidak punya penghasilan, gaya hidupnya pun harus disesuaikan.
"Mindset-nya adalah, jangan mentang-mentang sudah ada JKP, lalu pada saat di PHK pengeluaran kita tetap sama seperti ketika masih bekerja. Begitu pengeluaran kita tetap sama, tetapi dapatnya lebih sedikit, kemudian kita complain, tidak begitu. Jadi kita harus melakukan penyesuaian gaya hidup," ujarnya.
Pengeluaran sendiri menurutnya ada tiga macam, yaitu pengeluaran wajib, pengeluaran karena kebutuhan, dan pengeluaran karena keinginan.
"Adapun yang harus didahulukan itu wajib dan butuh. Kebiasaan kita adalah setiap kali dapat penghasilan, fokus kita yang ingin dulu, puaskan dulu emosinya, baru kemudian bayar yang wajib dan butuh. Jadi kuncinya pada saat di PHK, stop dulu inginnya, kita fokus pada wajib dan butuh, dan di masa sekarang ini fokus pada pembelian bahan makanan," pesan Safir.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com