New York, Beritasatu.com - Sengketa Twitter dengan Elon Musk semakin panas menjelang persidangan lima hari yang dijadwalkan pada 17 Oktober 2022 nanti.
Dokumen hukum yang baru dirilis pekan ini dari pengacara yang mewakili Musk dalam gugatan balasan terhadap Twitter mengklaim perusahaan media sosial itu terlibat dalam skema untuk "menyesatkan investor" dengan memberikan data palsu dalam pengajuan keuangan ke Securities and Exchange Commission (SEC) atau OJK-nya AS. Musk menuduh Twitter memiliki setidaknya dua kali lipat jumlah bot yang diklaim perusahaan dalam pengajuan SEC dan lebih sedikit "pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi" daripada yang diklaim Twitter.
Twitter sendiri membantah tuduhan Musk dan mengatakan bahwa CEO miliarder Tesla dan SpaceX itu hanya mencari alasan untuk mundur dari kesepakatan akuisisi senilai $44 miliar pada bulan April.
Kedua belah pihak sedang mempersiapkan kasus mereka menjelang tanggal sidang di pengadilan Delaware untuk menyelesaikan perselisihan mengenai apakah Musk harus menindaklanjuti kesepakatan akuisisi tersebut.
Drama dimulai pada awal April, ketika Musk mengungkapkan kepemilikan saham signifikan di Twitter. Setelah bergabung dengan dewan Twitter, Musk menawarkan untuk membeli perusahaan atau menjual kepemilikannya.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: CNBC.com