Jakarta, Beritasatu.com - CEO Indodax Oscar Darmawan pemerintah perlu segera meresmikan bursa kripto atau Digital Future Exchange (DFX) yang nantinya berfungsi untuk membantu pengawasan transaksi aset kripto agar lebih aman dan dapat melindungi para traders aset kripto.
"Saya optimistis pembentukan bursa ini dapat memajukan ekosistem kripto di Indonesia menjadi jauh lebih baik lagi,” kata dia dalam keterangan tertulisnya Jumat (19/8/2022).
Kondisi pasar aset kripto secara global saat ini sedang tertekan. Setelah sempat mencapai US$ 3 triliun, saat ini kapitalisasi pasar aset kripto turun di bawah US$ 1 triliun. Angka tersebut merupakan pencapaian terendah pertama kalinya sejak Februari 2021.
Oscar berpendapat bahwa saat market bearish seperti ini, merupakan momen tepat untuk mengumpulkan portofolio kripto.
General Counsel PINTU Malikulkusno Utomo ikut serta memberikan pandangannya terhadap pembentukan bursa kripto. “Pembentukan bursa berjangka kripto dapat segera diwujudkan untuk mendorong kemajuan industri kripto di Indonesia, meningkatkan kepercayaan masyarakat, dapat memberikan keterbukaan informasi, dan perlindungan bagi investor,” katanya.
Ia meyakini lebih tepat apabila bursa kripto tersebut merupakan bursa yang telah melewati rangkaian proses ketat dan memenuhi persyaratan sesuai aturan berlaku.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa pembentukan Bursa Kripto Indonesia hampir rampung. “Intinya sudah mendekati, mudah-mudahan secepatnya tahun ini,” ujarnya.
CEO Upbit APAC Alex Kim yang merupakan bagian dari konsorsium tersebut menuturkan, mitigasi risiko ke lembaga-lembaga yang diatur dan diawasi oleh Bappebti, pada saat kondisi pasar buruk dapat melindungi dana pelaku usaha dan konsumen.
“DFX sebagai calon bursa kripto telah siap beroperasi dan berkontribusi dalam ekosistem industri aset kripto Indonesia, sesuai dengan amanah peraturan perundangan pemerintah khususnya Bappebti. Inilah kenapa kami sangat menyambut dan menantikan finalisasi DFX,” ungkap dia.
Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Asih Karnengsih mengatakan bear market merupakan hal lumrah dan hanya bersifat sementara. “Bear market terakhir terjadi pada 2018 dan kita sudah tahu bersama apa yang terjadi setelahnya. Momentum ini menjadi proses alami pengeliminasian players yang masuk industri ini hanya karena valuasi semata. Sedangkan the real players semakin fokus pada building dan developing,” katanya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi pasar aset kripto beberapa bulan terakhir ini, yakni Bitcoin (BTC) menunjukkan pergerakan harga terburuk dalam 1 dekade pada kuartal II 2022. Harga BTC yang sempat menyentuh US$ 17.600 pada 18 Juni lalu.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily