Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pemerintah akan menambah titik penyediaan Pertashop khusus nelayan, untuk mempermudah pembelian solar dengan harga wajar.
Menurut teten, kenaikan harga BBM (bahan bakar minyak) bersubsidi menjadi momentum bagi pemerintah untuk memperbaiki akses terhadap nelayan dalam memanfaatkan solar.
“Bagi nelayan solar ini sangat penting karena 60% biaya produksi nelayan ini adalah solar. Selama ini akses mereka untuk mendapatkan solar masih sulit dari 11.000 desa nelayan hanya ada 388 SPBU nelayan,” ucap Teten Masduki dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Senin (12/9/2022).
Pemerintah memutuskan untuk menaikan tiga jenis BBM yaitu pertalite, solar, dan pertamax pada Sabtu (3/9). Harga BBM jenis Pertalite yang semula sebesar Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Sementara harga BBM jenis solar yang saat ini sebesar Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, dan harga pertalite menjadi Rp 14.500 per liter.
Dengan keterbatasan SPBU nelayan selama ini nelayan sudah membeli solar pada kisaran Rp 6.000 sampai Rp 10.000 di pengecer solar. Bila Pertashop nelayan menjual solar dengan tarif Rp 6.800 seharusnya masih terjangkau untuk nelayan.
“Kalau kita sekarang dengan memperbaiki rantai pasok nelayan bisa mendapatkan harga solar sebesar Rp 6.800 lebih murah dari harga pengecer yang bisa sampai Rp 10.000,” kata Teten.
Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sedang menyiapkan piloting di 7 tempat. Nantinya Pertashop khusus nelayan ini bisa dalam bentuk kerja sama bisnis antara Pertamina dan koperasi nelayan.
"Setelah Desember (2022) kita akan mengebut agar bisa seluruhnya. Sudah ada modelnya, makanya pakai rantai pasok semacam Pertashop yang lebih mudah. Ini B2B antara Pertamina dengan koperasi koperasi nelayan," pungkas Teten.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily