Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak anjlok sekitar 5% ke level terendah 8 bulan pada Jumat (23/9/2022) karena dolar AS mencapai level terkuatnya dalam lebih 2 dekade. Investor juga mencermati kekhawatiran kenaikan suku bunga yang berpotensi mendorong ekonomi negara dunia ke jurang resesi global, sehingga memangkas permintaan minyak.
Harga minyak brent berjangka turun US$ 4, atau 4,4%, menjadi US$ 86,46 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 4,45, atau 5,3%, menjadi US$ 79,10.
Itu menempatkan kedua acuan harga minyak ke wilayah oversold (jenuh jual) secara teknis. Harga minyak WTI di jalur penutupan terendah sejak 10 Januari dan Brent terendah sejak 13 Januari.
Harga minyak mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut, pertama kali sejak Desember 2021.
Sementara Federal Reserve AS (The Fed) menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu (21/9/2022). Selain itu, bank-bank sentral di dunia juga mengerek suku bunga sehingga meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.
Adapun dolar AS mencatat penutupan tertinggi terhadap mata uang lainnya sejak Mei 2002. Penguatan dolar mengurangi permintaan minyak karena membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Dolar meledak sehingga menekan komoditas berdenominasi dolar seperti minyak dan meningkatnya kekhawatiran resesi global karena bank sentral menaikkan suku bunga," kata analis Again Capital LLC John Kilduff, di New York.
Sementara survei menunjukkan, penurunan aktivitas bisnis zona euro September semakin dalam menunjukkan resesi semakin nyata.
Indeks utama Wall Street turun lebih 2% pada Jumat karena investor khawatir kebijakan hawkish Federal Reserve AS untuk memadamkan inflasi dapat memicu resesi dan mengurangi pendapatan perusahaan.
Adapun Rusia meluncurkan referendum yang bertujuan mencaplok empat wilayah yang diduduki Ukraina.
Sementara seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan upaya menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 telah terhenti karena Teheran bersikeras menutup penyelidikan pengawas nuklir AS.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: CNBC