Edy menyampaikan untuk menjaga stabilitas harga pangan pasca kenaikan harga BBM, pemerintah telah melakukan beberapa langkah strategis. Misalnya, memperkuat dan memperluas kerja sama antardaerah, melaksanakan operasi pasar untuk memastikan keterjangkauan harga, pemanfaatan platform perdagangan digital untuk kelancaran distribusi, dan menggunakan anggaran belanja tak terduga dalam pengendalian inflasi.
Selain itu, pemerintah juga mengoptimalkan dana alokasi khusus (DAK) Fisik untuk tematik ketahanan pangan, serta pemanfaatan 2 persen dana transfer umum (DTU) untuk membantu sektor transportasi dan tambahan perlindungan sosial.
“Pemerintah juga melakukan percepatan implementasi program tanam pangan pekarangan, dan memperkuat sinergi TPIP-TPID dengan memperluas GNPIP untuk mempercepat stabilisasi harga,” kata Edy Priyono.
Edy mengingatkan bahwa harga pangan yang berada dalam kondisi mengkhawatirkan adalah kedelai kering. Diungkapkan per 27 September, rata-rata harga kedelai kering mencapai Rp 14.300 per kilogram.
“Pemerintah sedang menyiapkan langkah jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi tingginya harga kedelai,” ungkap Edy Priyono.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajaran pemerintah di daerah tidak ragu untuk merealisasikan anggaran dana transfer umum dan dana tidak terduga untuk mengendalikan inflasi di daerah. Presiden menegaskan penggunaan anggaran tersebut untuk pengendalian inflasi telah memiliki payung hukum yang jelas.
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com