Jakarta, Beritasatu.com- Kebijakan dan stimulus perumahan terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dinilai perlu diperluas untuk kelas menengah. Pasalnya, kelompok menengah ini masih kesulitan mengakses rumah non-subsidi.
"Perluasan stimulus perumahan diperlukan mengingat kelas menengah selama ini tidak terjangkau fasilitas subsidi, tetapi penghasilannya masih pas-pasan untuk mencicil rumah non-subsidi," kata Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam keterangan tertulisnya Minggu (2/10/2022).
Berdasarkan data pencarian properti di Rumah.com terlihat bahwa minat konsumen terhadap properti pada harga menengah terus meningkat. "Situasi ini perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan pemerintah lewat stimulus perumahan sehingga memungkinkan lebih banyak kelas menengah bisa memiliki hunian," kata Marine
Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan sepanjang kuartal II atau Q2 2022, pencarian properti dengan harga di atas Rp 1 miliar mendominasi sebesar 55%. Padahal pada periode yang sama tahun 2021 segmen ini hanya 50%. Di saat yang sama, pencarian pada rentang harga di bawah Rp 300 juta terus menurun. Sepanjang Q2 2022 hanya 13% dibanding Q2 2021 sebanyak 17%.
“Kondisi ini tidak lepas dari keberadaan skema subsidi dari pemerintah di mana batas atas harga ditetapkan kisaran Rp 160 juta. Artinya, pencarian rumah di Rumah.com semakin mengerucut ke tengah,” ujar Marine.
Dia mengatakan perluasan subsidi atau stimulus perumahan bagi kelas menengah penting dilakukan mengingat harga rumah saat ini di atas kemampuan mereka. Sebagai contoh, penghasilan kelas menengah di Jabodetabek berada pada rentang Rp 7 juta-15 juta. Dengan penghasilan tersebut, berdasarkan Kalkulator Keterjangkauan Rumah.com, idealnya mereka mencicil rumah dengan harga Rp 500 jutaan.
Baca selanjutnya
Namun data Rumah.com Indonesia Property Market Index Q3 2022 menunjukkan bahwa ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com