Surabaya, Beritasatu.com - PT Jayamas Medica Industri Tbk (OneMed), pemimpin pasar alat kesehatan Indonesia akan melaksanakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) dengan melepas sebanyak- banyaknya 15% saham baru ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dana IPO akan digunakan untuk ekspansi bisnis.
Direktur Pemasaran PT Jayamas Medica Industri, Louis Hartanto mengatakan OneMed akan menggunakan dana IPO sebesar 72,19% untuk pengembangan usaha meliputi belanja modal (capital expenditure/capex) dan modal kerja, 22,87% akan diberikan kepada anak usaha PT Intisumber Hasil Sempurna Global.
"Sisanya 4,94% akan diberikan kepada anak usaha PT Inti Medicom Retailindo dalam bentuk setoran modal untuk capex dan modal kerja dalam rangka memperluas jaringan distribusi dan retail," ujar Louis Hartanto dalam keterangan tertulisnya Jumat (7/10/2022).
Dalam aksi korporasi ini, Jayamas Medica menunjuk CLSA Limited, CIMB Investment Bank Berhad, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT Ciptadana Sekuritas Asia sebagai joint global coordinators, bookrunners dan joint lead underwriters, serta AvantGarde Capital yang bertindak sebagai penasehat keuangan (financial advisor).
Usai mengantongi surat pernyataan praefektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 5 Oktober 2022, Jayamas Medica Industri akan memulai rangkaian bookbuilding atau penawaran awal yang dijadwalkan pada 6-12 Oktober 2022.
Setelah penawaran awal, surat pernyataan efektif dari OJK diharapkan diperoleh pada 21 Oktober 2022. Selanjutnya, penawaran umum perdana berlangsung pada 25-27 Oktober dan diharapkan pencatatan saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Oktober 2022. Pencatatan diharapkan dapat dilakukan pada papan utama BEI. Sementara untuk kebijakan dividen, Jayamas Medica Industri menetapkan setidaknya 25% dari laba bersih.
Louis Hartanto mengatakan Jayamas Medica Industri optimistis belanja kesehatan akan terus bertumbuh di Indonesia, ditopang kekuatan fundamental makroekonomi yang membaik dalam masa transisi menuju fase endemi Covid-19.
Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan gross domestic product (GDP) per kapita tercepat di Asia Pasifik dengan proyeksi pertumbuhan CAGR 7,1% dari 2021 hingga 2026, melampaui Thailand (5,3%) dan Jepang (4,7%). “Dengan belanja kesehatan yang relatif rendah dibandingkan dengan negara- negara tetangga di Asia Pasifik, maka potensi pertumbuhan alat-alat kesehatan dan suplai industri di Tanah Air masih tinggi,” kata dia.
Berdasarkan proyeksi WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan, persentase belanja kesehatan terhadap GDP Indonesia pada 2021 sebesar 3,2% atau masih di bawah Malaysia (4,3%), Vietnam (6,2%), Tiongkok (5,1%), dan Jepang (12,3%).
Direktur Operasi PT Jayamas Medica Industri Leonard Hartanto mengatakan sebagai manufaktur terintegrasi dan perusahaan distribusi, perseroan hadir di seluruh rantai nilai dan pasokan peralatan medis. Sampai saat ini, OneMed memiliki satu pusat distribusi nasional di Gresik, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang sebagian besar tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra. Onemed memiliki jangkauan jaringan distribusi yang luas membentang di 514 kota dan 34 provinsi di Indonesia hingga 31 Maret 2022 “Ke depan, kami meningkatkan produksi dan perakitan baik yang sudah ada maupun yang produk baru dan upgrade manufaktur fasilitas,” ujarnya dalam paparan publik.
Jayamas mencatat pertumbuhan kinerja keuangan positif dalam 3 tahun terakhir. Perseroan membukukan pendapatan Rp 2,22 triliun pada 2021 atau tumbuh 11,63% dibandingkan 2020 sebesar Rp 1,99 triliun. Pencapaian 2021 naik 62,46% dibandingkan pendapatan 2019 sebesar Rp 1,22 triliun.
Sementara laba bersih OneMed naik tajam 203,90% pada 2020 menjadi Rp 692,90 miliar, dari Rp 228 miliar pada 2019. Selanjutnya pada 2021, laba tercatat Rp 570,40 miliar.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com