Imbas Tarif Ojol Naik, Pesanan Tak Sampai 5 Kali Sehari
Jakarta, Beritasatu.com – Kenaikan tarif ojol (ojek online) yang berlaku sejak 11 September 2022 ternyata berdampak pada jumlah pesanan yang berkurang.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), banyaknya pesanan sebelum pemberlakuan tarif baru 5-10 kali (46,88%) dan sesudah pemberlakuan tarif kurang dari 5 kali (55,65%).
Untuk pendapatan per hari pengemudi, ternyata hampir sama dengan biaya operasionalnya. Terbanyak rata-rata pendapatan per hari Rp 50.000 - Rp 100.000 (50,10%) dan biaya operasional per hari terbanyak kisaran Rp 50.000-Rp 100.000 (44,10%).
"Pendapatan ojek daring rata-rata masih kurang dari Rp 3,5 juta per bulan. Hal ini tidak sesuai dengan janji para aplikator angkutan berbasis daring pada tahun 2016 yang mencapai Rp 8 juta per bulan,” ungkap Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengomentari hasil survei tersebut yang dikutip Beritasatu.com, Senin (10/10/2022).
Survei ini dilakukan rentang waktu 13-20 September 2022 dengan media survei online. Sampling adalah penduduk Jabodetabek pengguna ojek online di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Sebanyak 2.655 responden masyarakat pengguna ojol dan 2.016 responden mitra ojek online.
Survei tersebut juga mengungkapkan, pengemudi ojol didominasi oleh pria (81%) dengan usia terbanyak 20-30 tahun (40,63%) serta lama bergabung menjadi pengemudi ojek online terbanyak kurang dari 1 tahun (39,38%). Status sebagai pekerjaan utama 54% dan sebagai pekerjaan sampingan 46%.
Pengemudi yang disurvei juga mengaku jarang mendapatkan bonus (52,08%) dari aplikator dan sebagian besar menyatakan tidak pernah (37,40%) mendapatkan bonus dari aplikator. Sementara untuk mendapatkan tip dari penumpang juga jarang (75,79%).
Pengguna Jasa
Untuk pengguna jasa ojol, mayoritasnya adalah pria (53%), pekerjaan sebagai karyawan swasta (35,40%) dan pendapatan per bulan terbanyak di bawah Rp 3 juta. Dari segi pengeluaran, kebanyakan menghabiskan di kisaran Rp 10.000-Rp 25.000 (51,41%) untuk pemesanan ojol dan kurang dari Rp 25.000 (41,47%) untuk transportasi lainnya. Kebanyakan masyarakat mengaku alasan menggunakan ojol karena lebih praktis (37,29%) dan lebih cepat (32,28%).
Aplikasi yang paling sering digunakan adalah Gojek (59,13%), diikuti Grab (32,24%), Maxim (6,93%), InDriver (1,47%) dan lainnya (0,23%). Sistem pembayaran yang disukai cash dan uang elektronik (41,69%), uang elektronik (32,53%) dan cash (25,69%). Untuk jarak tempuh terjauh 4 km-8 km (41,24%) dengan maksud menggunakannya untuk bekerja/bisnis (57,74%).
Mengenai kenaikan tarif, masyarakat menyatakan tarif yang berlaku wajar (52,32%). Reaksi terhadap biaya jasa (tarif) ojol terbaru memilih tetap menggunakan sebanyak 49,76% dan beralih atau mengurangi frekuensi penggunaan 50,24%.
Sumber: BeritaSatu.com
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI
Emiten Pabrik Terigu Cerestar Balikkan Rugi Jadi Untung
Sri Mulyani: UMKM Bisa Ciptakan 97% Lapangan Kerja di ASEAN
Pakai Ponsel Saat Mengemudi, Erling Haaland Diperiksa Polisi
Harga Emas Turun karena Saham dan Dolar di Zona Hijau
Inklusi Keuangan Digital UMKM Perkuat Ekonomi ASEAN
2 Hari Naik, Harga Minyak Turun karena Profit Taking
Studi: ChatGPT Bisa Gantikan Profesi Manajer Investasi
