Jakarta, Beritasatu.com – Mayoritas negara di dunia sedang mengalami inflasi dengan tingkat yang bermacam-macam. Beberapa negara seperti Turki, Sri Lanka, Argentina, dan Iran mengalami inflasi dengan tingkat di atas 50 persen pada tahun ini dan diproyeksikan belum akan kembali normal dalam waktu yang dekat.
Kondisi Indonesia sendiri pun perlu diwaspadai, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan September 2022 melonjak 1,17% secara bulanan. Inflasi bulan September ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2014. Lonjakan inflasi pada September lalu sudah diramal banyak analis dan ekonom ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi pada 3 September lalu.
Berbagai kebijakan telah ditempuh pemerintah untuk menekan laju inflasi, salah satunya dengan mengoptimalisasi ekonomi digital di Indonesia. Pengembangan ekonomi digital di Indonesia sendiri semakin berkembang didorong dengan adanya pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung menggunakan platform digital di berbagai sektor.
Berdasarkan hasil riset dari Google, Temasek, dan Bain & Company, Gross Market Value (GMV) dari ekonomi digital Indonesia mencapai US$70 miliar pada 2021, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Potensi ekonomi digital tersebut pun masih akan terus tumbuh ke depannya. Menurut laporan Google, Temasek, dan Bain & Company, tingkat pertumbuhan majemuk (Compound Annual Growth Rate/CAGR) dari ekonomi digital Indonesia sebesar 20%, sehingga GMV-nya akan menjadi US$146 miliar pada 2025.
Johanna Gani, CEO Grant Thornton Indonesia mengatakan ekonomi digital diyakini dapat membantu perkembangan ekonomi dengan lebih cepat. Contoh paling nyata misalnya kita mampu memangkas rantai pasok produk pangan ke konsumen.
"Melalui aplikasi, para petani bisa menjajakan produk sayur mayur, buah, hingga hasil ternak langsung ke konsumen akhir. Tidak hanya itu, masyarakat semakin dipermudah dengan luasnya perdagangan berbasis digital (e-commerce) dan didukung pula dengan berkembangnya keuangan berbasis digital (Fintech), pertumbuhan transaksi juga semakin cepat dengan penggunaan uang elektronik (E-money) dan transaksi non-tunai lebih efektif dan efisien,” ujar Johanna dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).
Baca selanjutnya
Pemerintah Indonesia juga terus menunjukkan komitmen untuk melakukan reformasi struktural perekonomian ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com