Jakarta, Beri – PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (Multi Bintang Indonesia) bersama KADIN Net Zero Hub dan World Resources Institute (WRI) Indonesia menggelar “Cut the Tosh Collaboration Summit” untuk turut serta memfasilitasi kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung agenda pemerintah di KTT G20 – ekonomi hijau dan transisi energi.
Gelaran tersebut merupakan bagian dari gerakan Cut the Tosh yang diluncurkan pada Mei 2022 dengan tujuan mengubah narasi menjadi aksi yang berdampak nyata untuk mencapai target penurunan emisi melalui berbagai inisiatif di bidang sustainability (keberlanjutan).
Dalam acara yang digelar pada 18-19 Oktober, turut diperkenalkan dua opsi penyediaan energi terbarukan, antara lain melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata milik PLN dan pemanfaatan fasilitas biomassa dalam proses produksi. Yang mana masing-masing bertujuan menggantikan sumber energi fosil dan batu bara.
Disampaikan dalam siaran pers, Kamis (20/10) bahwa penyediaan opsi energi terbarukan sangat diperlukan guna membantu mencapai agenda pemerintah Indonesia Emisi Nol Bersih 2060. Terdapat banyak cara untuk meningkatkan opsi penyediaan energi terbarukan. Namun di saat yang bersamaan juga banyak tantangan yang dihadapi seperti terbatasnya aksesibilitas dan tingginya biaya investasi yang diperlukan.
“Memperbanyak penyediaan opsi energi terbarukan adalah kunci mempercepat pencapaian target emisi nol bersih di Indonesia. Kami mengapresiasi peran industri yang proaktif dalam penggunaan energi terbarukan ini dalam operasinya. Industri berkontribusi besar dalam menurunkan emisi karbon dan disaat yang bersamaan juga meningkatkan ekonomi berbasis industri hijau,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita.
Sementara itu, Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia René Sánchez Valle mengungkapkan melalui kegiatan “Cut the Tosh Collaboration Summit”, pihaknya ingin menjadi penghubung dan penggerak ekosistem yang memungkinkan movers and shakers di bidang keberlanjutan untuk berkumpul dan berdiskusi ide-ide progresif tentang inisiatif keberlanjutan.
“Kami bekerja sama dengan semua pihak untuk mendukung agenda Indonesia dalam Presidensi G20, khususnya dalam mempercepat transisi menuju ekonomi hijau dan energi terbarukan. Keterlibatan aktif ini penting untuk mempercepat tujuan kita bersama yaitu mencapai net zero emission pada 2060,” tutur René.
Multi Bintang Indonesia sendiri, sebagai corporate buyer, menjajaki kerja sama dengan PLN untuk mengganti sumber energi listrik menjadi energi yang bersumber dari PLTS Terapung Cirata.
“Hari ini menjadi milestone yang penting bagi PLN. Semakin bertambah opsi penyediaan EBT PLN. Selain melalui Sertifikat Energi Terbarukan (REC) yang sudah banyak diminati sekarang, PLN juga membuka peluang opsi penyediaan renewable energy dengan pendekatan energy as service (EaaS), sehingga fokus sesuai kebutuhan pelanggan. Salah satunya melalui penyediaan EBT dari PLTS Terapung Cirata atau Pembangkit EBT lain yang ada dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). PLN siap berkolaborasi dan melanjutkan perjalanan transisi energi bersama pelanggan,” kata Direktur Utama PT. PLN (Persero) Darmawan Prasodjo.
Selain penyediaan tenaga listrik dari PLTS Cirata, Multi Bintang Indonesia juga telah mengoperasikan fasilitas biomassa di salah satu pabriknya sejak 2019 sebagai sumber energi terbarukan untuk energi panas.
Dan melalui kerja sama dengan Berkeley Energy Commercial Industrial Solutions (BECIS), Multi Bintang Indonesia berencana meluncurkan fasilitas biomassa keduanya tahun ini, yang akan meningkatkan total penggunaaan energi terbarukan menjadi setara 64%. Penggunaan biomassa oleh Multi Bintang Indonesia sebagai sumber energi ramah lingkungan pengganti energi panas menjadi salah satu aksi nyata yang dapat diikuti oleh perusahaan lain.
“Mengembangkan sumber energi terbarukan yang berkelanjutan sangat penting untuk transisi energi dan mengurangi emisi. Seluruh pemangku kepentingan baik itu pemerintah ataupun swasta diharapkan mencari peluang dalam efisiensi energi dan mengganti bahan bakar fosil di fasilitas mereka. Ini adalah komitmen jangka panjang dan sebagai organisasi yang bertanggung jawab kita harus memimpin dengan memberi contoh dan memulai perubahan,” demikian disampaikan Vice President of Business Development untuk BECIS Indonesia Binu George.
Sebagai informasi, "Cut The Tosh Collaboration Summit” menjadi platform penghubung dalam perjalanan keberlanjutan para pemangku kepentingan untuk berbagai gagasan penting di bidang keberlanjutan. Gelaran ini juga menjadi wadah bertukar pengetahuan hingga matchmaking berbagai organisasi secara inklusif dengan pakar keberlanjutan, penyedia teknologi dan pendanaan yang tepat, yang bertujuan mendorong sebanyak mungkin kolaborasi organik yang menjadi penggerak upaya pembangunan keberlanjutan.
Pada akhirnya, “Cut the Tosh Collaboration Summit” diharapkan dapat mendorong kolaborasi di antara pemangku kepentingan untuk mengubah narasi menjadi aksi dalam mencapai Indonesia Emisi Nol Bersih 2060.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: PR