Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN mencetak surplus hingga September 2022 sebesar Rp 60,9 triliun atau 0,33% dari produk domestik bruto (PDB).
Surplus APBN ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp 107,4 triliun. Namun, surplus APBN ini juga menggambarkan situasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Pasalnya, pada September 2021, APBN mengalami defisit sebesar Rp 451,9 triliun atau 2,66% dari PDB.
"Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN September ini tetap positif dan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu belanja negara juga tumbuh, namun perlu akselerasi,” tutur Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA, Jumat (21/10/2022).
Lebih rinci, surplus APBN 2022 berasal dari pendapatan negara yang masih lebih tinggi dari belanja negara. Pendapatan negara hingga periode tersebut sebesar Rp 1.974,7 triliun atau naik 45,7% dari periode sama tahun lalu.
Penerimaan negara mencakup penerimaan perpajakan Rp 1.542,6 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 431,5 triliun.
Ditengah penerimaan negara yang kuat, semakin mencerminkan pemulihan ekonomi terus terjaga, didukung oleh naiknya harga komoditas global.
"APBN mulai menciptakan bantalan terhadap APBN dari gejolak global yakni, harga komoditas suku bunga, inflasi, dan penguatan dolar AS," tandas Sri Mulyani.
Baca selanjutnya
Meski demikian, kata Sri Mulyani, belanja negara masih perlu terus diakselerasi, ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily