Nusa Dua, Beritasatu.com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) telah membangun sebanyak 35.000 tower di seluruh Indonesia saat ini. Dari jumlah tersebut, sebesar 58% di luar pulau Jawa, dan sisanya di Pulau Jawa. Jumlah ini bakal terus berkembang, seiring dengan kebutuhan akses telekomunikasi di seluruh Indonesia.
“Jadi dengan jumlah tower yang kita miliki sudah ready bagi mobile operator untuk ekspansi ke seluruh Indonesia, termasuk di luar Pulau Jawa,” kata Hendra Purnama, CIO PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dalam acara SEO International Conference di Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).
Menurut Hendra, tower Mitratel memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lainnya. pertama, dari sisi coverage, sudah memiliki tower di seluruh Indonesia. “Yang pakai itu kan, ada Telkomsel, IOH, XL Axiata, smartfren. Kalau mereka mau ekspansi ke luar pulau jawa, kita sudah punya towernya. Jadi tidak perlu bangun tower lagi. Itu kelebihan tower kita. Karena kalau bangun tower makan waktu cukup lama, hampir setahun,” tambah Hendra.
Kedua, lanjut Hendra, dengan adanya tower yang sudah available tersebut, Mitratel juga melakukan koneksi dengan menggunakan jaringan fiber optik.
“Jadi, ada tiga solusi yang paling banyak digunakan, yaitu dengan microwave. Itu biasanya equipment yang dimiliki oleh mobile operator. Kita kadang-kadang bisa men-support juga menggunakan satelit Vsat. Kita sekarang menggunakan fiber optik sebagai solusi untuk meningkatkan bandwith dan latency. Solusi berikutnya, kita bekerja sama dengan Telkomsat untuk menggunakan starlink. Dengan itu, mau dibangun di lokasi mana pun di lokasi remote, kualitas dari 4G bisa dinikmati. Bisa video conferencing, Youtube, dan lain-lain, Karena starlink memiliki bandwith yang tinggi dan latensi yang rendah,” jelas Hendra.
Hendra juga menambahkan, pihaknya fokus mengembangkan ekosistem tower, yaitu mulai dari tower, fiber optik, sumber daya manusia (SDM), mlalu juga penyediaan power supply dari panel surya. Kemudian juga akan masuk ke area edge computing untuk layanan 5G.
“Kita memiliki tim yang kuat untuk seluruh Indonesia. Bersama TelkomGroup, kita memiliki ekosistem. Jadi tower sendiri kalau beropreasi mungkin akan berat. Tetapi kalau didukung fiber optik, edge computing, power to tower itu, margin yang didapat dari industri tower menjadi lebih menarik dibandingkan hanya property saja, seperti tower,” ungkap Hendra.
Lebih jauh, dari sisi performa bisnis, secara revenue ada peningkatan sekitar 12% pada tahun ini. Lalu, secara EBITDA juga ada peningkatan sekitar 15%.
“Ini sudah dikombinasikan dengan akuisisi yang kita lakukan, termasuk 6.000 tower dari Telkomsel, dan juga organik yang kita targetkan 1.000 tower yang kita bangun, dan sekitar 2.500 untuk co location, di samping ada target 9.000 km untuk fiber optik,” tandas Hendra.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini