Sebut Stok Aman, NFA Pede Indonesia Bebas Resesi Pangan
Jakarta, Beritasatu.com - Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) meyakini Indonesia tidak akan mengalami resesi pangan. Lantaran stok pangan dalam negeri relatif aman untuk beberapa waktu mendatang.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan ketahanan stok beras aman untuk 88 hari. Kemudian, ketahanan stok jagung 52 hari, dan ketahanan kedelai 7 hari.
"Ketersediaan kedelai perlu menjadi perhatian khususnya untuk di daerah Jawa karena banyak pengerajin tahu dan tempe maka komoditas kedelai sangat diperlukan sebagai bahan baku," kata Ketut Astawa, di acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan, Senin (24/10/2022).
Kemudian, lanjut Ketut Astawa, ketahanan stok bawang merah aman untuk sebulan, cabai besar 12 hari, daging lembu 28 hari, daging ayam ras 62 hari, telur ayam ras 3 hari, gula konsumsi 149 hari, dan minyak goreng 77 hari.
"Artinya kalau kita bicara resesi pangan, mudah-mudahan tidak. Namun, sebagaimana arahan Bapak Presiden Joko Widodo kita wajib waspada," ujarnya.
Ketut menegaskan, kewasapdaan dalam menghadapi krisis pangan harus tetap dibangun, mengingat tidak semua wilayah Indonesia mengalami surplus pangan yang membuat harga turun. "Namun ada daerah yang defisit stok pangan sehingga akan terjadi kenaikan harga. Oleh karena itu, semua pihak termasuk pemerintah dan Bank Indonesia bekerja sama untuk mengatasi inflasi di setiap daerah," imbuhnya.
Menurut Ketut Astawa, saat ini ada lima jenis cadangan pangan, yakni cadangan pangan pemerintah, cadangan pangan pemerintah Provinsi, cadangan pangan Pemerintah Kabupaten Kota, cadangan pangan pemerintah desa dan cadangan masyarakat.
"Ini harus kita kendalikan dengan baik, yang baik Pemerintah harus memiliki cadangan pangan yang wajar. Sebab jika pemerintah tidak memiliki cadangan pangan yang wajar akan dikendalikan oleh spekulan," ucapnya.
Menurut Ketut, NFA tengah mengupayakan agar Bulog memenuhi kebutuhan cadangan pemerintah. Upaya ini dinilainya penting karena sesuai amanah UU 18/2012 tentang Pangan.
Adapun saat ini stok beras di Bulog mencapai 700.000 ton yang akan digunakan untuk program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSA) dan sebagainya.
"Ini sangat tipis cadangan pangan kita khususnya untuk beras. Lain-lainnya kita enggak miliki cadangan pangan. NFA tengah melakukan pembenahan aturam cadangan pangan yang saat ini sudah ada di Presiden Jokowi, yang kami tata yakni beras, jagung, kedelai. Sehingga beras, jagung dan kedelai harus dimiliki Bulog untuk mengendalikan harga," ucapnya.
Sumber: Investor Daily
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Bagikan