Selasa, 21 Maret 2023

Ternyata Ini Penyebab Serangan Siber Marak di Indonesia

Herman / FER
Senin, 24 Oktober 2022 | 15:34 WIB

Depok, Beritasatu.com - Pelaksana tugas (Plt) Direktorat Kemanan Siber Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Andi Yusuf mengungkapkan, maraknya insiden kejahatan siber di Indonesia salah satunya disebabkan karena banyaknya stakeholders atau lembaga yang tidak menindaklanjuti temuan upaya serangan siber yang disampaikan BSSN.

BSSN sendiri selama periode Januari hingga 18 Oktober 2022 mencatat terdapat 893.952.873 anomali trafik atau usaha yang mencurigakan untuk menginfeksi keamanan siber di Indonesia. Dari temuan anomali traffic ini, BSSN kemudian melakukan analisis sifat serangan. Adapun status dari anomali traffic tersebut yaitu 61% terkompromisasi, 9% serangan sukses, 27% upaya percobaan, dan 3% gagal.

“Dari 893 juta anomali traffic, total 1.370 notifikasi sudah BSSN berikan kepada stakeholders dan pemangku kepentingan. Tetapi sayangnya dari 1.370 notifikasi, hanya 104 notifikasi yang ditindaklanjuti oleh stakeholders, hanya 7,5%. Jadi kalau teman-teman tanya kenapa sering terjadi insiden siber, itu karena banyak notifikasi BSSN yang tidak ditindaklanjuti,” kata Andi Yusuf dalam seminar nasional "Today and Tomorrow’s Cybersecurity Talent : Issue and challenges" di Depok, Senin (24/10/2022).

Sementara itu, berdasarkan laporan data breach periode Januari – 11 Oktober 2022, tim cyber threat intelligence (CTI) Direktorat Operasi Keamanan Siber telah membuat 221 laporan data breach, terdiri atas 17 laporan internal dan 204 laporan ke stakeholder yang telah ternotifikasi.

Berdasarkan jumlah tersebut, 46 insiden kebocoran data sudah terekspos di media berita dan media sosial. Namun, masih ada sejumlah stakeholder yang tidak mengakui adanya data breach.

"Totalnya ada 157 stakeholder terkait yang terdampak. Susahnya bagi BSSN, ketika insiden ini terjadi, dan ketika kami lakukan validasi, kami identifikasi sistem elektronik yang terdampak, termasuk mengidentifikasi stakeholder, masih banyak stakeholder kita yang dalam konteks kebijakan komunikasi pubiknya bisa jadi mengakui atau tidak mengakui data breach terjadi. Ini yang menjadi evaluasi kita bersama, sehingga tidak ada lempar-lempar ketika ada insiden data breach,” kata Andi.

Sumber: BeritaSatu.com

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1033746
1033756
1033729
1033753
1033727
1033724
1033752
1033735
1033722
1033705
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon