Minggu, 2 April 2023

Biaya Logistik Bisa Ditekan dengan Distribution Center

Whisnu Bagus Prasetyo / WBP
Rabu, 26 Oktober 2022 | 11:10 WIB

Surabaya, Beritasatu.com– Tingginya biaya logistik menjadi instrumen pendorong inflasi. Pelaku usaha perlu berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur, pembenahan pelabuhan, dan pembangunan gudang sebagai hub yang terkoneksi dengan kawasan industri sehingga memberikan dampak langsung terhadap kemudahan mendapatkan barang dan jasa serta mengurangi biaya logistik.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan keberadaan gudang atau distribution center sebagai hub akan menguntungkan karena bisa mendekatkan distribusi barang ke konsumen. “Ketika rangkaian logistik menjadi lebih pendek, maka biaya yang harus dikeluarkan bisa ditekan,” tutur Yukki dalam keterangannya Rabu (26/10/2022).

Sebagai informasi, proses logistik terbagi menjadi tiga tahapan, yakni first mile, middle mile, hingga last mile atau sampai ke tangan pelanggan. Rangkaian ini yang harus dilewati oleh seluruh produk.

Advertisement

Yukki menambahkan, saat ini konsumen makin selektif dan cerdas memilih jenis barang dan layanan pengiriman yang sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Untuk itu, jasa logistik maupun e-commerce yang memberikan kemudahan konsumen akan menjadi pilihan. Menurutnya, saat dunia terus mengalami perubahan, bidang logistik yang merupakan bagian rantai pasok juga harus ikut bergerak. "Perusahaan jasa, termasuk logistik yang tidak adaptif akan ditinggalkan konsumen,” ujarnya.

Dikatakan Yukki, kinerja logistik Indonesia sebenarnya terus membaik sejak tahun 2014. Apalagi pemerintah banyak melakukan pembangunan infrastruktur dan mendorong pertumbuhan sentra ekonomi baru di seluruh Indonesia.

Contohnya, perusahaan teknologi asal Indonesia Tokopedia yang baru-baru ini membuka gudang pintar di Surabaya. Gudang pintar ini dikenal dengan nama Dilayani Tokopedia. Fasilitas ini melayani pemenuhan ratusan ribu produk setiap harinya dan mampu menampung kapasitas jutaan produk. "Tujuannya, mendekatkan penjual dengan pembeli di mana pun berada, agar UMKM di seluruh Indonesia punya kesempatan sama bertumbuh dan berkembang (tanpa harus pindah ke kota besar), dan pembeli bisa mendapatkan produk kebutuhan yang lebih beragam dengan lebih cepat dan efisien,” ujar Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni saat menghadiri acara pembukaan Dilayani Tokopedia di belum lama ini.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menambahkan di tengah resesi global perekonomian Indonesia kerap diselamatkan karena tingkat konsumsi dalam negeri yang kuat. Salah satu contohnya adalah transaksi di e-commerce.

Berdasarkan data Bank Indonesia, nilai transaksi dagang elektronik atau e-commerce sepanjang 2021 mencapai Rp 401 triliun. Sedangkan di 2022 ini diprediksi meningkat 31,% menjadi Rp 526 triliun. "Melihat data ini, tingkat optimisme konsumen masih tinggi. Minat belanja masyarakat, khususnya di e-commerce masih tinggi,” ujar Adik.

Untuk menjaga hal tersebut, keandalan distribusi menjadi kunci. ”Logistik dan distribusi yang lancar dan terjangkau menjadi penting bagi konsumen. Karena itu keberadaan gudang distribusi yang bisa mendekatkan produk ke konsumen merupakan salah satu strategi baik untuk tekan biaya logistik,” ujar Adik.

Biaya sektor transportasi dan logistik di Asia Tenggara, khususnya Indonesia masih tinggi. Selain kenaikan BBM, biaya logistik salah satunya dipengaruhi kondisi geografis. Adapun Indonesia terdiri lebih dari 17.000 pulau. Dengan demikian, setiap produk yang dikirimkan harus melalui proses yang cukup panjang.



Sumber: BeritaSatu.com

Saksikan live streaming program-program BTV di sini


Bagikan

BERITA TERKAIT

BERITA TERKINI

1035994
1035995
1035993
1035991
1035992
1035990
1035989
1035986
1035988
1035987
Loading..
Terpopuler Text

Foto Update Icon