Jakarta, Beritasatu.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menekankan tiga hal penting yang dilakukan untuk mewujudkan transformasi digital di Indonesia.
Adapun ketiga hal tersebut, yaitu pembangunan infrastruktur Information, Communication, and Technology (ICT) upstream, infrastruktur ICT downstream, serta daya tahan keamanan siber atau cyber security.
"Pemerintah mengambil kebijakan untuk secara langsung terlibat dalam memperluas deployment infrastruktur ICT di Indonesia. Termasuk melalui mekanisme blended finance. Pembiayaan tidak saja dari sektor privat, tetapi juga dari insentif anggaran pemerintah,” kata Johnny dalam acara Indonesia Cybersecurity Conference 2022, di Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Pembangunan infrastruktur ICT upstream, tidak saja dilakukan oleh sektor privat, seperti operator telekomunikasi, operator fiber optik, maupun sektor lainnya, tetapi pemerintah juga terjun langsung untuk turun membangun.
Pembangunan level ini, seperti penggelaran jaringan fiber optik, backbone layer, broadband, fiber optik, satelit, microwave link, dan Base Tranceiver Station (BTS).
Menurut Johnny, Indonesia di bawah leadership Presiden Joko Widodo (Jokowi), baik sebelum dan saat pandemi Covid-19, secara serius dan seungguh-sungguh memberikan arahan pada akselerasi transformasi digital.
"Untuk itu, pemerintah yang tadinya menyiapkan sepenuhnya pembangunan ICT infrastructure upstream kepada penyelenggara privat, dalam hal ini operator seluler dan operator jaringan fiber optik, juga sekarang mengambil bagian secara sungguh-sungguh untuk memperkecil digital divide di Indonesia,” ujar Johnny.
Sedangkan, pembangunan infrastruktur ICT downstream, juga menggunakan skema yang sama. Pembangunan ini terkakt dengan cloud computing, yang infrastrukturnya seperti data center atau pusat data.
Pusat data perlu dikembangkan, karena potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar. Disebutkan, saat ini, konsumsi data per kapita di Indonesia masih di kisaran 1 watt per kapita. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang negara tetanggan yang bisa mencapai 100 watt per kapita.
“Walapun kita sama-sama tahu proyeksi digital ekonomi Indonesia yang paling progresif tumbuhnya, CAGR digital ekonomi Indonesia 18,8% setiap tahun. Tahun 2030 setidaknya proyeksinya US$ 315 miliar. Oleh karena itu, kita perlu memiliki cloud computing, sehingga penggunaan konsumsi data kita bisa lebih tinggi lagi. Setidaknya bisa mencapai 10 watt per kapita,” ungkap Johnny.
Baca selanjutnya
Terkait keamanan siber, Johnny mengungkapkan, dalam Digital Economi Working Group (DEWG) ...
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: Investor Daily